BlockBali Summit 2020 Segera Hadir, Bahas Peluang dan Tantangan Decetralize Finance
Sederhananya, DeFi adalah sistem finansial terbuka tanpa perantara, yang selama ini sukses digunakan dalam transaksi crypto asset.
JAKARTA – Proyek berbasis blockchain kini mulai marak di Asia Tenggara, tak terkecuali di Indonesia. Mata uang digital ini diproyeksikan dapat meraih keuntungan.
Untuk meningkatkan pemahaman seputar pemanfaatannya, konferensi blockchain di Asia, BlockBali Summit, kembali diadakan. Event BlockBali Summit yang akan digelar pada tanggal 1 Desember 2020 diinisiasi oleh Blackarrow Conferences bekerja sama dengan crypto exchanges Indodax, Novum Alpha, Cryptohero, dan SuperCryptoNews.
Tahun ini, BlockBali Summit mengambil decentralize finance (DeFi) sebagai tema utama. DeFi memang sudah menjadi pembicaraan hangat bukan hanya di antara para pelaku industri blockchain, tapi juga pelaku industri keuangan pada umumnya.
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Nvidia Tanam Uang Rp1,4 Triliun Demi Bangun Superkomputer
- Facebook Lakukan Pengujian, Oculus VR Bakal Tak Lagi Bebas Iklan
CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan skema DeFi merupakan pemindahan komponen lend, borrow, dan lain-lain. Lalu, mendesentralisasikan komponen tersebut dengan menghilangkan perantara dan menggantikannya dengan dua komponen utama, yakni smart contract dan token.
Ia juga menilai bahwa DeFi akan menjadi sistem keuangan masa depan yang lebih efisien dan bisa digunakan oleh siapa saja.
“DeFi adalah eksplorasi konsep project blockchain terbaru yang merambah industri keuangan dan saya percaya kedepannya akan melengkapi sistem keuangan yang ada sekarang dan membuat proses finansial lebih efisien dan transparan,” kata Oscar, Jumat 27 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Menurutnya, kawasan Asia merupakan pasar potensial bagi pengembangan DeFi. Sebab, Asia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan khususnya Asia tenggara memiliki banyak kepulauan yang membuat mahalnya jangkauan infrastruktur ke semua daerah secara merata.
“Ini adalah alasan kenapa industri keuangan terus membutuhkan inovasi untuk membuat prosesnya lebih efisien dan saya percaya blockchain bisa membantu inovasi ini,” tegasnya.
Mengenal DeFi
DeFi juga punya beberapa istilah lainnya, di antaranya ‘Finance 3.0’, ‘open finance’, atau ‘affordable finance’. DeFi bisa dimaknai sebagai sistem finansial yang dikembangkan atau berjalan di atas sistem jaringan blockchain yang terdesentralisasi.
Di sini, DeFi mencoba memindahkan berbagai layanan finansial tradisional seperti peminjaman, trade, saving, transfer, asuransi, remitansi, dan sebagainya untuk dijalankan di atas sistem jaringan blockchain yang terdesentralisasi sebagai salah satu solusi distributed ledger technology (DLT).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sederhananya, DeFi adalah sistem finansial terbuka tanpa perantara, yang selama ini sukses digunakan dalam transaksi crypto asset.
Dengan DeFi, crypto asset dapat ditransaksikan, dipindah-tangankan, diperdagangkan, atau dipakai untuk aktivitas finansial lainnya dengan efisien, aman, dan ringkas. (SKO)