Blok Abadi Masela: Tulang Punggung Percepatan Pembangunan Energi
- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan proyek LNG Abadi Blok Masela tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi migas di Indonesia. Dwi menyampaikan nilai investasi di Blok Masela tersebut mencapai US$20,9 miliar atau sekitar Rp324 triliun.
Energi
JAKARTA— Setelah berulang kali molor, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan InpexMasela melakukan kick-off PMT Proyek LNG Abadi Blok Masela.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan proyek LNG Abadi Blok Masela tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi migas di Indonesia. Dwi menyampaikan nilai investasi di Blok Masela tersebut mencapai US$20,9 miliar atau sekitar Rp324 triliun.
Proyek itu sudah digadang-gadang beroperasi pada 2027 tapi molor karena berbagai hal. Diketahui, proyek LNG Abadi di Masela mengalami beberapa kendala seperti penarikan diri Shell dan dampak pandemi COVID-19, yang memaksa penyesuaian jadwal hingga 1 Januari 2030.
Proyek ini, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), perlu mendapat akselerasi sesuai rencana pemerintah. Adapun pentingnya percepatan proyek ini terkait dengan potensi penerimaan pendapatan sekitar Rp5 miliar per tahun, menurut perencanaan pemerintah. Keterlambatan dapat berakibat pada peningkatan biaya proyek sekitar US$1 miliar per tahun.
Baca Juga: Inpex Gelontorkan Investasi Rp324 Triliun untuk Blok Masela, 3 Kali Lipat Kereta Cepat
Hitungan itu di luar tambahan biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, operator proyek diharapkan mencari cara untuk mempercepat proyek ini.
Keberhasilan proyek Abadi Masela diklaim akan memiliki dampak besar terhadap penerimaan negara dan pasokan gas tambahan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pemerintah Indonesia dan masyarakat menantikan kemajuan proyek ini.
Karena, proyek ini menjadi tulang punggung untuk mencapai target produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari (barrel oil per day/BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (billion square cubic feet per day/BSCFD) pada 2030.
Dukungan pemerintah kepada INPEX, bersama mitra baru Pertamina dan Petronas, melalui Persetujuan Revisi kedua atas Plan of Development (POD) termasuk komponen carbon capture storage (CCS). Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan negara sebesar US$37,8 miliar atau setara Rp586 triliun.
Henry Banjarnahor, Direktur Pelaksana Inpex Masela mengatakan CCS Hub di Proyek Abadi Masela menjadi bagian dari sejumlah proyek CCS yang saat ini sedang dikembangkan di sektor hulu migas.
Pernyataan ini juga menunjukkan komitmen dan kontribusi industri ini dalam upaya mengurangi emisi karbon, sekaligus mendukung visi pemerintah untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2060
INPEX Masela Ltd merencanakan serangkaian langkah pada 2024, termasuk pembebasan lahan non-hutan dan analisis dampak lingkungan. Proyek ini akan dimulai pada 2025 dengan pembersihan akses jalan dan pemagaran.
Pembangunan awal proyek melibatkan pengeboran dasar laut pada kedalaman 600 meter dan kedalaman sumur 4.000 meter. Gas yang dihasilkan akan diolah di floating production, storage, and offloading (FPSO) sebelum disalurkan menuju kilang gas alam cair (LNG) melalui Gass Export Pipeline (GEP) sejauh 175 kilometer.
Percepatan pembangunan energi telah dimulai, tetapi risiko keterlambatan masih ada. Semoga upaya percepatan ini dapat berjalan lancar tanpa hambatan.