Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Capai Rp90,8 Triliun Per Januari 2023
Nasional

Blokir Anggaran Rp50,2 Triliun, Sri Mulyani: untuk Pencadangan Bantalan Ekonomi

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan keputusannya untuk melakukan automatic adjusment, atau pemblokiran anggaran kementerian/lembaga sebesar 5% yang sepat ramai beberapa waktu lalu.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan keputusannya untuk melakukan automatic adjusment, atau pemblokiran anggaran kementerian/lembaga sebesar 5% yang sempat ramai beberapa waktu lalu.

Menkeu mengatakan, hal ini dilakukan berkaca pada situasi pandemi, pemblokiran anggaran ini menjadi respons APBN dalam menahan efek kontraksi dalam penerimaan negara saat belanja pemerintah justru naik.

"Itu adalah bentuk yang disebut countercyclical shock absorber, APBN meredam shock. Karena kalau jika punya APBN yang tidak kuat, penerimaan baik dari sisi belanja ekonominya bakalan jatuhnya dalam banget," katanya dalam Economic Outlook 2023 di St. Regis Jakarta pada Selasa, 28 Februari 2023.

Saat pandemi pemblokiran anggaran juga sempat dilakukan untuk menyerap shock akibat pandemi di 2021-2022. APBN kementerian/lembaga dialihkan untuk kepentingan seperti program bantuan sosial (bansos).

Dilanjutkan pada 2022-2023, saat situasi ekonomi global yang tak menentu turut menganggu pasar domestik hingga penurunan harga komoditas. Sehingga, Sri Mulyani meminta kerelaan kementerian/lembaga yang terkena pemblokiran anggaran. Namun, Menkeu menjamin dana itu tak akan terpotong, melainkan hanya dicadangkan.

"Kita tidak potong. Cadangkan itu artinya 5 persen. Tetap menggunakan anggaran yang sudah dialokasikan, tapi 5 persen," jelasnya.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melakukan kebijakan automatic adjustment atau pencadangan belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang diblokir sementara dari pagu belanja di 2023 sebesar Rp50,2 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hal itu dilakukan dalam rangka menghadapi kondisi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik.

"Automatic Adjustment bukan merupakan pemotongan anggaran. Ini merupakan strategi antisipatif terhadap ketidakpastian perekonomian global dan kondisi geopolitik saat ini, melalui prioritas belanja," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam laman Instagramnya @smindrawati, dikutip Senin, 20 Februari 2023.