Nasional

BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Gempa 7,4 M Larantuka

  • Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan dini tsunami yang sebelumnya telah dikeluarkan BMKG setelah terjadinya gempa bumi di wilayah Larantuka, Nusa Tenggara Timur dengan skala 7,4 magnitudo.
Nasional
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan dini tsunami yang sebelumnya telah dikeluarkan BMKG setelah terjadinya gempa bumi di wilayah Larantuka, Nusa Tenggara Timur dengan skala 7,4 magnitudo.

Keputusan mengakhiri peringatan dini tersebut diambil oleh BMKG setelah tidak adanya aktivitas tektonik lanjutan yang signifkan dan dapat memicu potensi terjadinya tsunami dalam 2 jam terakhir setelah peristiwa tektonik tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konfrensi pers yang diselenggarakan pada Selasa, 14 Desember 2021, pukul 12:30 WIB juga menjelaskan dengan berakhirnya peringatan dini tsunami tersebut, masyarakat kini telah diperbolehkan untuk kembali pulang ke rumahnya masing-masing dengan tenang.

Namun, BMKG berpesan agar masyarakat tetap waspada jika kemudian terjadi gempa bumi susulan dengan ayunan atau guncangan lebih dari 10 detik, khususnya bagi masyarakat yang berada dekat dengan episenter atau pusat lokasi gempa yakni di wilayah pesisir laut utara Maumere.

Secara umum BMKG juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh issue-issue yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, juga diminta untuk menghindari area-area bangunan yang mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dan berpotensi runtuh.

Sebelumnya, gempa bumi dengan guncangan 7,4 magnitudo telah terjadi di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa bumi tersebut juga melahirkan gempa susulan lainnya dengan total 20 gempa bumi susulan yang terdeteksi oleh BMKG sejak pukul 10:20 WIB.

Getaran/goncangan paling besar yang terasa berada di wilayah Larantuka, Ruteng hingga Labuan Bajo dengan skala 3-5 MMI (Modified Mercalli Intensity) dengan ilustrasi seperti tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang.

Wilayah yang paling terdampak akibat peristiwa itu berada di Kec. Pasilembana, Kab. Pulau Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan dampak materil berupa beberapa benda roboh/rusak di sekitar wilayah tersebut.

Sampai sejauh ini, BMKG juga mengonfirmasi bahwa belum ada laporan mengenai korban jiwa yang jatuh dari peristiwa gempa bumi tersebut.