Ilustrasi dampak El Nino.
Nasional

BMKG Prediksi Puncak El Nino Akhir Oktober

  • Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak dari fenomena alam El Nino akan terjadi pada akhir bulan Oktober mendatang.
Nasional
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak fenomena alam El Nino akan terjadi pada akhir bulan Oktober mendatang. Sebelumnya BMKG memprediksi bahwa puncak dari El Nino terjadi bulan September. 

Berdasarkan hasil data satelit terkini, fenomena El Nino masih belum turun pada awal Oktober ini. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai rapat terbatas di Istana Negara, 3 Okotber 2023.

“Puncak El Nino bulan September, namun dari data satelit terkini Oktober kayaknya belum turun jadi puncak ini masih bertahan, diprediksi sampai akhir Oktober,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers usai ratas Mitigasi Dampak Fenomena El Nino, dipantau secara daring melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden.

Danau mengering akibat fenomena El Nino. (Khafidz Abdulah/TrenAsia)

Kepala BMKG menyampaikan pada bulan November akan ada transisi dari musim kemarau ke musim hujan meskipun El Nino masih ada. “Insya Allah di bulan November mendatang akan turun hujan,” ujar Dwikorita.

Dwikorita mengatakan El Nino akan berada dalam fase moderat hingga akhir tahun dan kemudian melemah pada bulan Februari dan berakhir di bulan Maret 2024. Pengaruh El Nino akan sedikit tersapu dengan turunnya hujan di bulan November berkat adanya angin munson dari arah Asia. “Kemarau kering Insya Allah berakhir pada November,” ujarnya.

Meski demikian, Dwikorita menyebut terdapat wilayah-wilayah yang mengakhiri musim kemarau lebih dahulu di bulan Oktober ini. “Secara bertahap, ada yang sebelum November namun sebagian besar di bulan November,” tutur Dwikorita. 

Lebih lanjut ia menyampaikan ada juga daerah yang lebih mundur lagi dalam mengakhiri musim kemarau. Dwikorita berpesan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran saat musim kemarau.. “Tidak dibakar pun bisa terbakar, jadi jangan coba-coba untuk mengakibatkan nyala api,” ujarnya.

Pada awal September lalu, BMKG menyebut musim hujan yang akan turun di Indonesia nantinya tidak akan serentak di seluruh wilayah. Hal tersebut terjadi karena keragaman iklim yang ada di Indonesia. 

Wilayah Indonesia yang berada dekat dengan benua Asia telah lebih dulu mendapatkan hujan. Daerah tersebut meliputi sebagian besar Aceh yang dekat ke arah Asia, sebagian besar Sumatera Utara, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau. 

Selanjutnya baru kemudian hujan akan turun di wilayah lainnya seperti Sumatera bagian tengah dan Selatan, Kalimantan, dan Jawa. Diprediksi seluruh kawasan Indonesia akan diguyur oleh hujan secara merata pada bulan Maret tahun depan.