BMKG Ungkap Wilayah yang Potensi Hujan Lebat hingga Tahun Baru
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat perihal potensi terjadinya hujan lebat di sejumlah wilayah pada kurun waktu antara 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024.
Nasional
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat perihal potensi terjadinya hujan lebat di sejumlah wilayah pada kurun waktu antara 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Sederet daerah di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua berpotensi mengalami hal tersebut.
“Dapat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Bengkulu.Kemudian Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya, dikutip Selasa 26 Desember 2023.
Guswanto menuturkan, adanya potensi tersebut disebabkan oleh fenomena dinamika atmosfer yakni sirkulasi angin di Laut Cina Selatan (LCS) yang masih menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah Indonesia. “Sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat.” jelasnya.
Selain memperkirakan adanya potensi hujan lebat di sejumlah wilayah, BMKG memprediksi adanya cuaca panas yang bakal melanda beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan. “Kondisi suhu terik pada siang hari ini diprediksikan masih dapat terjadi hingga 3 hari ke depan di sebagian wilayah Jawa-Nusa Tenggara,” kata Guswanto.
- BRI dan BP2MI Dorong TKI Persiapkan Masa Pensiun
- Batasan Peminjaman Pinjol di 3 Platform Beratkan UMKM
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 26 Desember 2023 untuk Wilayah DKI Jakarta
Penyebab terjadinya suhu terik pada siang hari itu disebabkan karena kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator. Hal itu sebagai dampak tidak langsung dari sirkulasi angin di Laut Cina Selatan. Kondisi itu juga diperkuat dengan adanya fase kering fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) di sebagian wilayah Indonesia.
“Akibatnya pada siang hari kondisi suhu cukup panas dan terik dengan kisaran suhu 35 derajat celcius sampai 37 derajat celcius” terang Guswanto. Tidak hanya potensi hujan lebat dan cuaca terik, BMKG juga menyebut cuaca di wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa relatif kondusif untuk penyeberangan. Kondisi itu bakal berlangsung hingga akhir atau awal bulan.
“Kami pantau juga tidak ada gangguan tropis lainnya, sehingga cuaca di Laut Jawa, Selat Bali, dan Nusa Tenggara cukup kondusif. Awan-awan hujan tidak terbentuk di wilayah selatan Khatulistiwa sehingga membuat curah hujan tidak ada atau sangat berkurang,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
- Meski Kecil, ini Manfaat Besar Oregano untuk Kesehatan
- 1 Juta Lebih Kendaraan Tinggalkan Jakarta untuk Liburan Natal
- Smelter Nikel Asal Cina Tewaskan 13 Pekerja, YLBHI: Pelanggaran HAM
Menurutnya, kondisi itu disebabkan oleh pengaruh sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan dan perairan Belitung. Dengan begitu, potensi cuaca di wilayah selatan khatulistiwa akan berbeda dengan wilayah di utaranya yang berpotensi terjadi hujan ringan hingga ekstrem. Meski begitu, BMKG tetap mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrim walaupun saat ini masih dalam taraf rendah.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, operator jasa penyebrangan, BPBD, Basarnas, TNI/Polri dan berbagai pihak terkait untuk mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem. “BMKG berperan melaporkan kondisi terkini cuaca yang kemudian ditindaklanjuti oleh stakeholder lainnya sesuai standard operating procedure (SOP) masing-masing instansi terkait,” terangnya.
Dwikorita mengatakan pemantauan cuaca rutin dilakukan. Namun perlu dimatangkan untuk lebih siaga mengingat adanya lonjakan penumpang di Pelabuhan penyeberangan. BMKG berharap mobilitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk dan penyebarangan lainnya lancar dan aman selama periode Nataru.