BNI Guyur Kredit Lunak ke Citra Borneo (CBUT) Senilai Rp750 Miliar
- Fasilitas kredit lunak yang diperoleh Citra Borneo (CBUT) dari BNI akan digunakan untuk tambahan modal kerja usaha industri pengolahan minyak kelapa sawit.
Perbankan
JAKARTA – Emiten kelapa sawit PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) memperoleh fasilitas kredit lunak senilai Rp750 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Fasilitas kredit BNI ini memiliki tenor 12 bulan sejak penandatangan perjanjian kredit.
Informasi ini terbit pada Selasa, 10 Oktober 2023, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Head of Corporate Secretary Citra Borneo Deni Agustinus, menyatakan fasilitas kredit lunak BNI itu merupakan Cash Collateral Credit Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA).
“Fasilitas kredit berupa tambahan modal kerja usaha industri pengolahan minyak kelapa sawit termasuk untuk penerbitan instrumen trade seperti Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau Demand Guarantee dalam mata uang rupiah,” papar Deni dikutip Kamis, 12 Oktober 2023.
- Sigra Laku Keras, Astra Daihatsu Catat Penjualan Ritel 149.623 Unit Hingga September 2023
- Bantu Kurangi Emisi, Google Akan Gunakan AI pada Sistem Lalu Lintas Inggris
- Dua Tahun Perjalanan Blue Economy di Indonesia
Deni memaparkan bahwa tingkat suku bunga yang berlaku adalah 0,50% di atas tingkat suku bunga simpanan tahunan, dan dapat diperiksa kembali kapan saja sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BNI.
“Fasilitas kredit dijamin oleh dana simpanan perseroan yang ditempatkan di Bank BNI dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dan disimpan dalam rekening khusus DHE SDA,” tambahnya.
Deni menyebut fasilitas kredit dan penjaminan dengan BNI dianggap sebagai transaksi yang signifikan dan mendapat pengecualian. Sehingga, penandatanganan perjanjian kredit dan penjaminan antara perusahaan dan BNI dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan hukum yang berlaku.
“Data dan fakta tersebut tidak memberikan dampak negatif terhadap kondisi perseroan, baik dari segi operasional, hukum, keuangan, maupun kelangsungan usaha sebagai perusahaan terbuka,” jelasnya.
Deni menegaskan bahwa perjanjian kredit dan pemberian jaminan antara perseroan dan BNI tidak memberikan dampak merugikan terhadap situasi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
Kinerja CBUT
Citra Borneo mencatat laba bersih sebesar Rp89,19 miliar pada periode hingga 30 Juni 2023, mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 206,86% dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp29,07 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara per 1 September 2023, dari sisi penjualan CBUT mengalamani penurunan dari periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,71 triliun menjadi Rp4,48 triliun.
Kemudian, beban pokok penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp3,87 triliun dari Rp3,78 triliun. Hal tersebut menyebabkan laba bruto mengalami penurunan menjadi Rp613,84 miliar dari Rp919,57 miliar pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, beban usaha Citra Borno berhasil mengalami penurunan menjadi Rp495,74 miliar dari Rp807,34 miliar. Sehingga angka ini menghasilkan kenaikan tipis pada laba usaha menjadi Rp118,10 miliar dari Rp112,23 miliar pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya, terjadi penurunan pada sektor beban lain-lain bersih Citra Borneo menjadi Rp5,48 miliar dari Rp70,95 miliar. Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak meningkat menjadi Rp112,62 miliar dari Rp41,28 miliar.
Di samping itu, jumlah liabilitas juga menurun menjadi Rp1,87 triliun hingga 30 Juni 2023, dari periode sebelumnya mencapai Rp2,25 triliun pada 31 Desember 2022. Diketahui jumlah aset Citra Borneo hingga 30 Juni 2023 mencapai Rp2,71 triliun. Alhasil, jumlah tersebut menurun dari periode 31 Desember 2023 yang mencapai Rp3,01 triliun.