<p>Warga melintas di depan gerai BNI Digital Branch Gandaria City, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

BNI Tebar Dividen Rp820,1 Miliar, Setor ke Negara Rp492,58 Miliar

  • Bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menetapkan pembagian dividen tahun buku 2020 sebesar Rp820,1 miliar atau setara dengan 25% dari total laba bersih tahun lalu senilai Rp3,3 triliun.

Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menetapkan pembagian dividen tahun buku 2020 sebesar Rp820,1 miliar atau setara dengan 25% dari total laba bersih tahun lalu senilai Rp3,3 triliun.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin, 29 Maret 2021. Dari total dividen yang disebar, 60% akan disetorkan perseroan ke kantong negara, sementara 40% lainnya kepada pemilik saham.

“Nilai yang disetorkan ke kas negara setara dengan Rp492,58 miliar dan kepada pemegang saham sebesar Rp327,52 miliar,” kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam konferensi pers virtual.

Di luar itu, RUPST jugs menyepakati 75% laba atau Rp2,46 triliun dari laba bersih tahun lalu akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.

Sebagai informasi, BNI tercatat mengalami kontraksi laba bersih cukup dalam yakni 78,7% menjadi Rp3,28 triliun per 31 Desember 2020.

Padahal, bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini masih mampu mencetak laba bersih sebesar Rp15,28 triliun pada 2019. Usut punya usut, anjloknya laba bersih perseroan salah satunya dipicu oleh peningkatan provisi atau pencadangan.

Pada 2020, pencadangan emiten bersandi saham BBNI ini mencapai Rp22,59 triliun, melesat 155,6% secara tahunan dibandingkan dengan posisi 2019 sebesar Rp 8,83 triliun. Pencadangan ini menyumbang pertumbuhan coverage ratio sebanyak 48,9% dari 133,5% di 2019 menjadi 182,4% pada 2020. 

Selain itu, penerimaan bunga kredit juga loyo terkoreksi 4% menjadi Rp56,17 triliun. Akan tetapi, total net interest income (NII) BBNI masih tercatat tumbuh 1,5% menjadi Rp37,15 triliun. Ini lantaran penurunan beban bunga (interest expense) sebesar 13,3% menjadi Rp19,02 triliun. (SKO)