Boeing Suntik Mati Super Hornet
- Boeing akan mengakhiri lini produksi F/A-18E/F Super Hornet pada tahun 2025.
Tekno
ST LOUIS- Boeing akan mengakhiri lini produksi F/A-18E/F Super Hornet pada tahun 2025. Perusahaan tidak akan lagi menerima pesanan Amerika di luar delapan pesawat yang ke anggaran fiskal 2023.
Boeing selanjutnya akan memfokuskan kembali orang dan fasilitasnya pada proyek lain. Mereka juga akan melihat pada pekerjaan di masa depan.
Dalam pernyataan 23 Februari 2023 Boeing mengatakan dengan dibebaskannya tenaga kerja dan fasilitas produksi yang berbasis di St. Louis, Boeing akan dapat meningkatkan produksi pesawat latih T-7A Red Hawk. Selain itu juga pembangunan F-15EX dan komponen sayap 777X untuk Angkatan Udara Amerika. Juga pengembangan dan pembangunan drone tanker MQ-25 Stingray untuk Angkatan Laut Amerika.
Selain itu, perusahaan berencana untuk mencurahkan lebih banyak perhatian untuk mengembangkan program masa depan. “Perusahaan sedang membangun tiga fasilitas baru di St. Louis untuk platform berawak dan tanpa awak tingkat lanjut,” kata perusahaan itu dikutip Defense News Kamis 23 Februari 2023.
- BBCA Optimistis Penuhi Permintaan KKB yang Diprediksi Memulih Tahun Ini Lewat BCA Expoversary 2023
- 5 Fakta The First Slam Dunk, Tak Cuma Tawarkan Nostalgia
- BCA Expoversary 2023 Diproyeksikan Dapat Mendongkrak Penyaluran Kredit di Tahun Ini seperti 2022
Pengumuman Boeing mengakhiri satu dekade fluktuasi untuk lini produksi Super Hornet. Angkatan Laut Amerika awalnya berencana untuk berhenti membeli jet di tahun anggaran 2014 di tengah pembatasan anggaran.
Namun Kongres terus menambahkan pesawat secara bertahap selama beberapa tahun selanjutnya. US Navy akhirnya mulai merencanakan pembelian tambahan. Termasuk kontrak untuk membantu mengelola kekurangan pesawat tempur.
Angkatan Laut Amerika bermaksud untuk mengakhiri pesanan Super Hornet setelah kontrak multi-tahun itu selesai. Tetapi Kongres campur tangan lagi dan menambahkan US$977 juta pada tahun 2022 untuk 12 pesawat. Dan US$600 juta pada anggaran tahun 2023 ini untuk delapan pesawat tambahan.
Juru bicara Boeing Deborah VanNierop mengatakan, kedelapan pesawat ini akan mulai diproduksi pada tahun 2025 dan menjadi Super Hornet Amerika terakhir yang pernah dibuat. Angkatan Laut Amerika pada akhirnya akan membeli total 698 Super Hornet selama 30 tahun.
India masih dalam proses pemilihan pesawat tempur. Dan Super Hornet adalah salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan. “Jika Angkatan Laut India memilih Super Hornet, Boeing akan membangun pesawat itu dan menutup jalur tersebut pada 2027 setelah selesai.”
Meski produksi beakhir, program peningkatan Super Hornet untuk memutakhirkan jet dan menambahkan sekitar 4.000 jam terbang akan berlanjut hingga tahun 2030-an. Ini termasuk peningkatan untuk memodernisasi EA-18G Growler.
Penutupan ini dilakukan setelah Super Hornet kalah dalam kompetisi di Kanada untuk menggantikan CF-18 Hornet. Negara tersebut memilih F-35A. F/A-18 E/F juga tersingkir di Jerman setelah Berlin juga memilih Join Strike Figter. Saat ini Australia menjadi satu-satunya negara yang menerbangkan Super Hornet di luar Amerika. Mereka membeli 24 jet tempur dua mesin tersebut.
Tulang Punggung US Navy
Super Hornet menjadi tulang punggung sayap tempur Angkatan Laut Amerika. Jet tempur ini telah terlibat di banyak konflik militer Amerika Serikat. Dari Afghanistan, Irak, Libya hingga perang melawan ISIS di Suriah. Pesawat-pesawat ini berterbangan dari kapal Induk Amerika untuk menggempur target.
Pesawat ini menjadi salah satu puncak dari generasi keempat setelah F-14, F-15 dan F-16. Kemampuan tempurnya tidak diragukan lagi. Dia hanya setengah strip berada di bawah generasi kelima. Alias ada di generasi 4,5.
- Daftar Menteri Jokowi yang Rangkap Jabatan jadi Ketua Federasi Olahraga
- Cara Mudah Mengosongkan Memori iPhone Penuh untuk Mengoptimalkan Penyimpanan
- Hak Jawab BNI: "Adakah Faktor Rumantir di Balik Kredit Sindikasi Rp6 Triliun BNI ke Grup Lippo?"
Super Hornet pada hakekatnya merupakan pesawat model baru meski memiliki tampilan mirip dengan F/A-18C/D Hornet. Super Hornet mulai dikembangkan pada tahun 1992. Pertama kali terbang pada November 1995, pesawat mulai beroperasi pada 1999. Versi saat ini meliputi F/A-18E (satu kursi) dan F/A-18F (dua kursi). Versi ini untuk menggantikan F/A-18 dan F-14 Tomcat. Selain itu juga ada EA-18G Growler yang merupakan jet tempur elektronik.
Super Hornet memiliki sayap 25% lebih besar yang memungkinkan pesawat untuk kembali ke sebuah kapal induk dengan beban sisa amunisi yang lebih besar.
Pesawat ini dapat membawa lima tangki bahan bakar eksternal dengan kapasitas masing-masing 1.700 liter untuk penerbangan jarak jauh. Atau empat tangki plus satu kali pengisian di udara.
Angkatan Laut Amerika awalnya berencana untuk mendapatkan total 1.000 Super Hornet. Tetapi pada tahun 1997 dikurangi menjadi 548. Namun karena penundaan F-35C pembelian pesawat ini kembali naik.