Boeing Kembali Temukan Kelemahan Tipe 737 Max

Boeing Kembali Temukan Kelemahan Tipe 737 Max

  • Boeing melakukan audit internal pada Desember untuk menentukan apakah pihaknya telah akurat menilai bahaya sistem utama di B737 MAX. Hal ini dengan memberikan asumsi baru tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan pilot untuk merespons keadaan darurat. Demikian kata insinyur senior di Boeing dan tiga orang yang akrab dengan masalah keamanan penerbangan.

Acep Saepudin

Seattle, 6 Januari 2020 – Boeing melakukan audit internal pada Desember untuk menentukan apakah pihaknya telah akurat menilai bahaya sistem utama di B737 MAX.

Hal ini dengan memberikan asumsi baru tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan pilot untuk merespons keadaan darurat. Demikian kata insinyur senior di Boeing dan tiga orang yang akrab dengan masalah keamanan penerbangan.

Untuk mengembalikan MAX ke layanan, Boeing dan regulator telah meneliti setiap aspek pesawat untuk mengungkap kelemahan desain potensial baru. Di antara masalah yang paling mendesak yang ditemukan adalah kekhawatiran yang sebelumnya tidak dilaporkan. Yaitu berkaitan dengan kabel yang membantu mengendalikan ekor MAX.

Menurut suatu sumber, perusahaan sedang menelaah apakah dua ikatan kabel kritis terlalu dekat dan dapat menyebabkan korsleting. Kekurangan di area itu dapat menyebabkan kecelakaan jika pilot tidak merespons dengan benar.

“Boeing masih berusaha untuk menentukan apakah skenario itu benar-benar dapat terjadi pada penerbangan. Jika demikian, apakah perlu memisahkan bundel kawat di sekitar 800 pesawat MAX yang sudah dibuat. Perusahaan menyebutkan bahwa perbaikannya, jika perlu, relatif sederhana,” kata sumber itu dilansir dari The New York Times (5/1).

Sementara Insinyur senior Boeing mengatakan bahwa menemukan masalah seperti itu dan memperbaikinya bukan hal yang tidak biasa dan tidak khusus untuk MAX maupun pesawat Boeing lainnya.

Perpanjang Krisis

Kemunculan masalah baru MAX akan memperpanjang krisis yang mendera salah satu perusahaan paling berpengaruh di Amerika itu dan mengganggu bisnis penerbangan global. B737 MAX telah di-grounded sejak dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.

Kecelakaan itu sebagian disebabkan oleh perangkat lunak baru pada MAX, MCAS, yang dipicu secara keliru hingga membuat pesawat menukik.

Boeing telah mengembangkan perbaikan untuk perangkat lunak. Namun perbaikan itu belum disetujui, dan proses pengembalian pesawat ke layanan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan Boeing.

“Kami bekerja sama dengan FAA dan regulator lainnya mengenai proses sertifikasi yang kuat dan menyeluruh untuk memastikan desain yang aman,” kata Gordon Johndroe, juru bicara Boeing.

“Kami mengidentifikasi masalah ini sebagai bagian dari proses yang ketat itu. Kami bekerja dengan FAA untuk melakukan analisis yang sesuai. Akan terlalu dini untuk berspekulasi apakah analisis ini akan mengarah pada perubahan desain.”

Mesin pada MAX juga menjadi fokus pengawasan bagi regulator. CFM International, perusahaan patungan antara General Electric dan Safran yang memproduksi mesin, telah memberitahu FAA.

“CFM menemukan kelemahan yang mungkin di salah satu rotor mesin. Hal ini dapat menyebabkan bagian tersebut hancur. Kemungkinan kegagalan itu jauh dan regulator tidak membutuhkan perbaikan segera, meskipun mereka ingin mengharuskan maskapai memeriksa sebanyak mungkin mesin MAX sebelum pesawat kembali ke layanan,” kata seorang pejabat FAA.

Boeing juga baru-baru ini memberi tahu FAA bahwa mereka menemukan masalah manufaktur yang membuat mesin pesawat rentan terhadap sambaran petir.

“FAA dan Boeing sedang menganalisis temuan-temuan tertentu dari tinjauan baru-baru ini terhadap modifikasi yang diusulkan pada Boeing 737 MAX,” ujar Juru bicara FAA, Lynn Lunsford.

“Sebagai bagian dari pengawasan yang berkelanjutan, agensi akan memastikan bahwa semua masalah terkait keselamatan yang diidentifikasi selama proses ini ditangani sebelum pesawat diizinkan terbang kembali,” lanjutnya.