Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel
- Bolivia resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena serangannya terhadap Jalur Gaza.
Dunia
JAKARTA - Bolivia resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena serangannya terhadap Jalur Gaza. Sementara, tetangganya yakni Kolombia dan Chile memanggil duta besar mereka di negara Timur Tengah untuk konsultasi.
Tiga negara Amerika Selatan tersebut mengecam serangan Israel di Gaza dan mengutuk kematian warga Palestina.
“Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dalam penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani pada konferensi pers, dikutip dari Reuters, Rabu, 1 November 2023.
- Dana Pengobatan Rp100 Triliun Terbang ke RS Luar Negeri Tiap Tahun
- Boikot Produk Israel Bisa Jadi Momentum Perkuat Konsumsi Produk dalam Negeri
- Hingga September 2023, BNI Salurkan Pembiayaan UMKM Rp118,3 Triliun
Bolivia adalah salah satu negara pertama yang secara aktif memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tanggapan atas perang di Gaza, yang merupakan pembalasan atas serangan pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan oleh militan Hamas Palestina.
Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2009 di bawah pemerintahan Presiden sayap kiri Evo Morales, juga sebagai protes atas tindakan Israel di Gaza.
Pada tahun 2020, pemerintahan Presiden sementara sayap kanan, Jeanine Anez, menjalin kembali hubungan.
“Kami menolak kejahatan perang yang dilakukan di Gaza. Kami mendukung inisiatif internasional untuk menjamin bantuan kemanusiaan, sesuai dengan hukum internasional,” kata Presiden Bolivia Arce di media sosial, Senin, 30 Oktober 2023.
Ketiga negara menyerukan gencatan senjata, dengan Bolivia dan Chile mendorong masuknya bantuan kemanusiaan ke zona tersebut dan menuduh Israel melanggar hukum internasional.
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut serangan itu sebagai pembantaian rakyat Palestina dalam sebuah posting di jaringan media sosial X.Kementerian luar negeri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Ketiga negara tersebut mengajukan permohonan gencatan senjata, dengan Bolivia dan Chile mendorong untuk disalurkannya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sambil menuduh Israel melanggar hukum internasional.
Gustavo Petro menilai serangan tersebut sebagai pembantaian terhadap rakyat Palestina dalam sebuah unggahan di jaringan media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Kementerian Luar Negeri Israel belum memberikan tanggapan secara langsung terhadap permintaan komentar tersebut.
Beberapa negara Amerika Latin lainnya, seperti Meksiko dan Brasil, juga menyerukan gencatan senjata. “Apa yang kita miliki sekarang adalah kegilaan Perdana Menteri Israel yang ingin menghapus Jalur Gaza,” kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
- Dana Pengobatan Rp100 Triliun Terbang ke RS Luar Negeri Tiap Tahun
- Boikot Produk Israel Bisa Jadi Momentum Perkuat Konsumsi Produk dalam Negeri
- Hingga September 2023, BNI Salurkan Pembiayaan UMKM Rp118,3 Triliun
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan, 8.525 orang, termasuk 3.542 anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta telah kehilangan tempat tinggal.
Militer Israel menuduh Hamas yang didukung Iran, yang menguasai wilayah pesisir yang sempit, menggunakan bangunan sipil sebagai perlindungan bagi para pejuang, komandan, dan persenjataan. Tuduhan itu telah dibantah.