<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Bos Aneka Tambang (ANTM) Proyeksikan Harga Komoditas Emas Melesat di 2024

  • Hingga kuartal III-2023, penjualan komoditas emas oleh Aneka Tambang (ANTM) mencapai total Rp19,29 triliun, setara dengan 62% dari total penjualan perusahaan yang mencapai Rp30,90 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Bos Anggota Holding BUMN Mining Industry (MIND ID) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau biasa disebut Antam meyakini harga komoditas emas akan melesat di 2024 mendatang. Proyeksi itu didasari oleh penurunan harga logam mulia tersebut. 

Diketahui salah satu komoditas unggulan Antam adalah emas, di mana hingga kuartal III-2023 komoditas tersebut berhasil mencatatkan total penjualan Rp19,29 triliun. Angka tersebut menjadi yang terbesar setara 62% dari total penjualan keseluruhan perseroan yang mencapai Rp30,90 triliun, dengan rincian Rp26,69 triliun dari pasar domestik. 

Direktur Utama ANTM Nico Kanter mengatakan terkait penjualan emas pada tahun 2024 mendatang, pihakya selaras dengan pandangan para analis, yakni harga komoditas tersebut masih akan dipengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

“Ada indikasi langkah moneter yang diambil oleh The Fed, dapat mendorong meningkatnya demand emas, karena emas masih dipandang sebagai safe haven. Aset akan digunakan sebagai salah satu opsi investasi,” jelas Nico dalam Public Expose Live 2023 pada Rabu, 29 November 2023. 

Nico meyakini keseimbangan pasar akan menyebabkan peningkatan permintaan emas, terutama di pasar dalam negeri. Ia berpandangan hal tersebut didukung oleh proyeksi penurunan harga emas dari level saat ini, yakni sekitar US$2.000 per troy ounce (troy oz), menjadi sekitar US$1.900 troy oz. 

“Kalau dilihat dari data historis penurunan harga emas menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan permintaan emas. Oleh karenanya, kami akan berfokus tetap pada pemuatan basis pelanggan domestik. Salah satunya melalui penetrasi pasar dalam negeri yaitu pada daerah-daerah baru yang belum ada basis daripada antam,” jelasnya. 

Asal tahu saja pada kuartal III-2023, Antam sukses mencatatkan total volume produksi emas dari tambang perseroan sebesar 908 kg (29.193 troy oz), dengan penjualan emas mencapai angka 19.460 kg (623.654 troy oz).

Sebagai informasi, troy ounce adalah satuan berat yang digunakan khusus dalam pengukuran logam mulia seperti emas, perak, dan platinum. Satu troy ounce setara dengan sekitar 31,1035 gram. Satuan ini berbeda dengan ons avoirdupois yang digunakan dalam pengukuran umum di banyak negara lain.

Penggunaan troy ounce berasal dari sejarah perdagangan logam mulia di kota Troyes, Prancis, pada abad pertengahan. Sistem penghitungan tersebut secara umum digunakan di pasar logam mulia internasional, terutama di Amerika Serikat.

Kinerja ANTAM Kuartal III-2023

Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III-2023, ANTM berhasil mencatatkan capaian pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Capaian tersebut tercermin pada laba periode berjalan pada sebesar Rp2,85 triliun atau bertumbuh 8% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya, sebesar Rp2,63 triliun. 

Selain itu, Antam juga berhasil mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada kuartal III-2023 sebesar Rp5,40 triliun. Pencapaian tersebut dirraih secara konsisten dibandingkan perolehan EBITDA pada periode yang sama tahun lalu. 

Di sisi lain, Antam juga berhasil mencatatkan posisi arus kas bersih perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada kuartal III-2023 sebesar Rp3,98 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 93% dibandingkan capaian periode sama tahun lalu sebesar Rp2,06 triliun. 

Capaian tersebut memperkokoh struktur keuangan Antam dengan posisi saldo kas dan setara kas pada akhir periode kuartal III-2023 yang mencapai Rp7,54 triliun. Nominal tersebut bertumbuh 63% dari posisi pada akhir periode sama tahun  lalu, yakni Rp4,62 triliun.