<p>Karyawati beraktivitas di dekat logo di kantor Halodoc kawasan Kuningan Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Fintech

Bos Astra Ungkap Alasan Suntik Dana Segar ke Sayurbox dan Halodoc Rp580 Miliar

  • Perusahaan otomotif raksasa PT Astra International Tbk (ASII) mulai melirik bisnis usaha rintisan atau start up. Astra baru saja menanamkan investasi ke Sayurbox dan Halodoc.

Fintech
Mochammad Ade Pamungkas

Mochammad Ade Pamungkas

Author

JAKARTA – Perusahaan otomotif raksasa PT Astra International Tbk (ASII) mulai melirik bisnis usaha rintisan atau start up. Astra baru saja menanamkan investasi ke PT Kreasi Nostra Mandiri (Sayurbox) dan PT Media Dokter Investama (Halodoc) senilai total US$40 juta atau Rp580 miliar.

Astra menyuntik dana segar ke platform produk pertanian Sayurbox pada Maret 2021 sebesar US$5 juta setara Rp72,6 miliar (asumsi kurs Rp14.533 per dolar Amerika Serikat).

Selain itu, Astra juga memimpin pendanaan Serie C kepada Halodoc sebesar US$80 juta atau setara Rp1,1 triliun pada April 2021. Astra sendiri menggelontorkan investasi sebesar US$35 juta atau Rp507 miliar.

Selain Astra, investor lain yang terlibat dalam pendanaan itu ialah Termasek, Telkom Mitra Inovasi, Novo Holdings, Bangkok Bank, UOB Venture Management, Singtel Innov8, Blibli, Allianz X, dan Openspace Ventures.

Menurut Djony, Astra melihat Halodoc merupakan platform layanan kesehatan dan memiliki salah satu misi untuk mengurangi ketimpangan layanan akses kesehatan di Indonesia. Selain itu, Halodoc punya satu business case yang sangat jelas dengan tujuan yang baik.

Untuk diketahui, Halodoc saat ini telah bermitra dengan 20.000 dokter untuk menyediakan konsutasi kepada pasien di seluruh Indonesia.

Sedangkan Sayurbox merupakan e-commerce bagi produk-produk segar atau fresh product dari petani sehingga bisa sampai ke tangan pelanggan. Itu juga salah satu business case yang baik.

Menurut Djony, Astra sudah serius melakukan berbagai hal termasuk digitalisasi sejak beberapa tahun terakhir ini.

“Bagi Astra selain kita melakukan modernisasi di internal secara organik, kami juga ingin lebih agresif melihat peluang-peluang secara inorganik. Termasuk tentunya di start upstart up berbasis teknologi,” kata Djony.

Di sisi lain, Astra telah memperoleh laba bersih sebesar Rp3,72 triliun pada kuartal I-2021. Angka ini turun dari laba bersih kuartal I-2020 sebesar Rp4,81 triliun.

Meskipun demikian, Djony memastikan bisnis Astra Internasional secara bertahap telah membaik selama beberapa bulan terakhir. (LRD)