Bos BCA Ungkap Kisi-kisi Pembagian Dividen untuk Tahun 2024
- Sebagai informasi, pada tahun buku 2024, BCA telah membagikan dividen interim senilai Rp6,16 triliun, yang setara dengan Rp50 per saham.
Perbankan
JAKARTA - Pembagian dividen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) selalu menjadi perhatian utama para investor setiap kali laporan kinerja keuangan dirilis. Dividen ini diberikan kepada pemegang saham BCA yang terdaftar, di mana perusahaan ini memiliki kode emiten BBCA di Bursa Efek Indonesia. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, menegaskan bahwa BCA berkomitmen untuk terus meningkatkan besaran dividen setiap tahunnya.
"Kami sudah pernah berjanji kepada para investor bahwa dividen yang dibayarkan BCA secara absolut harus lebih tinggi setiap tahun," ungkap Jahja saat konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, 23 Januari 2025.
- Daftar Perusahaan Penikmat HGBT: 4 Masuk dan 12 Keluar
- Saham JPFA Gabung LQ45 Lagi, Efek Makan Bergizi Gratis?
- Tumbuh Double Digit, 25 Persen Kredit BNI untuk Pembiayaan Berkelanjutan
Namun, ia juga mengingatkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir terdapat satu pengecualian, yakni pada masa pandemi COVID-19 di tahun 2020. Pada tahun tersebut, pembagian dividen mengalami penurunan akibat laba bersih yang terkoreksi hingga 5% dibandingkan periode sebelumnya.
Kinerja BCA Tahun 2024 dan Pembagian Dividen Interim
Jahja menyebutkan, sepanjang tahun buku 2024, laba bersih BCA mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 12,8%. "Dengan pertumbuhan laba ini, kami berharap bisa menjaga komitmen untuk membagikan dividen yang lebih besar," tambahnya.
Meski begitu, besaran final dividen BCA untuk tahun buku 2024 baru akan diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jahja mengungkapkan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar 68,5% dari laba bersih perusahaan dialokasikan untuk dividen.
Sebagai informasi, pada tahun buku 2024, BCA telah membagikan dividen interim senilai Rp6,16 triliun, yang setara dengan Rp50 per saham.
Rekam Jejak Dividen BCA
Untuk memberikan gambaran kepada para investor, pada tahun buku 2023, BCA mencatat laba bersih sebesar Rp48,6 triliun. Dari jumlah tersebut, dividen yang dibagikan mencapai Rp33,2 triliun atau setara 68,4% dari total laba. Tren ini menunjukkan upaya BCA dalam menjaga konsistensi pembagian dividen yang menarik bagi para pemegang saham.
Baca Juga: BBCA Catat Penyaluran Kredit Rp922 T pada 2024, Ini Rinciannya
Kinerja 2024
BCA berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2024. Kenaikan tersebut seiring dengan peningkatan kredit konsolidasi perseroan, yang mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 13,8% secara tahunan, mencapai Rp922 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten dengan kode saham BBCA ini berhasil meraih laba bersih sebesar Rp54,8 triliun sepanjang 2024. Angka ini lebih tinggi 13% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp48,6 triliun.
Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa pencapaian positif BBCA dalam hal kredit diikuti dengan terjaganya kualitas kredit, di mana rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap terjaga pada level 1,8%, sementara Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 5,3%.
Jahja menambahkan bahwa penyaluran kredit BBCA sepanjang tahun lalu ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 15,7% mencapai Rp426,8 triliun. Sementara itu, kredit komersial naik 8,9% mencapai Rp137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8% mencapai Rp123,8 triliun.
Adapun total portofolio kredit konsumer naik 12,4% menyentuh Rp223,7 triliun, ditopang oleh KKB yang meningkat 14,8% mencapai Rp65,3 triliun dan KPR yang naik 11,2% menjadi Rp135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas berupa kartu kredit, juga tumbuh 12,8% menjadi Rp22,9 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan tumbuh 12,5% menjadi Rp229 triliun per Desember 2024, berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan. Salah satu pencapaian ini didorong oleh kredit kendaraan bermotor listrik yang meningkat 84,2% secara tahunan, mencapai Rp2,3 triliun.
- GOTO Paling Perkasa, LQ45 Hari Ini 17 Januari 2025 Ditutup naik 4,41 ke 832,28 Poin
- Rebahin dan LK21 Bahaya, Ini Rekomendasi Situs Nonton Film Legal
- Setelah PDIP Mendukung Pemerintahan Prabowo
Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BBCA tumbuh 9,5% menjadi Rp82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2% menjadi Rp25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional mencapai Rp107,4 triliun, atau naik 9,7%. Sementara itu, biaya provisi BBCA tercatat sebesar Rp2 triliun.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 4,4% menjadi Rp924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan yang terus berkembang, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BBCA mencatatkan rekor tertinggi, naik 21% mencapai 36 miliar transaksi.
Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24%. Jumlah rekening nasabah BBCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah ini tercapai berkat inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.