Bos BEI Akui Kepergian BPJS-TK dari Pasar Modal Bikin Transaksi Bursa Lesu
Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi rencana pengurangan portofolio investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) di pasar modal Indonesia. Bursa menilai wacana ini cukup memberikan dampak terhadap aktivitas transaksi pelaku pasar.
Pasar Modal
JAKARTA – Otoritas bursa menanggapi rencana pengurangan portofolio investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) di pasar modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai wacana ini cukup memberikan dampak terhadap aktivitas transaksi pelaku pasar.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W Widodo mengatakan bahwa BPJS TK dianggap sebagai pemimpin atau mercu suar bagi investor-investor domestik pelat merah lainnya di pasar modal Indonesia. Sehingga, pasang pasang surutnya aktivitas BPJSTK akan memengaruhi tindakan institusi lain.
“Turunnya transaksi dari BPJSTK cukup berpengaruh terhadap aktivitas transaksi investor, khususnya institusi domestik yang memiliki kemiripan seperti Taspen, Dapen dan lain-lain,” ujarnya kepada awak media, dikutip Minggu 25 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Kendati cukup berpengaruh bagi keberlangsungan pasar saham dalam negeri, Laksono menegaskan pihaknya tidak akan melakukan upaya khusus terkait hal ini.
Baginya, BEI sebagai operator pasar tidak memiliki hak untuk mempengaruhi keputusan dan tindakan investasi yang dilakukan oleh investor.
Ia mengungkapkan investor asing telah mencatat jual bersih alias net sell sepanjang periode Maret hingga April 2021 setelah dua bulan sebelumnya mencatat aksi beli bersih (net buy). Menurutnya, hal ini lebih diakibatkan oleh adanya sentimen di pasar global.
“Sepertinya kondisi global yang menyebabkan hal ini terkait dengan perkembangan di pasar-pasar luar negeri,” jelasnya.
Seperti diketahui, BPJSTK menyatakan rencananya untuk mengurangi porsi investasi pada pasar saham pada akhir Maret 2021. Hal ini sontak direspons negatif oleh para pelaku pasar modal Indonesia.
Sehari setelah pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpental dari level psikologis 6.000 pada akhir sesi perdagangan Rabu, 31 Maret 2021. Indeks komposit terkoreksi signifikan sebesar 1,42% ke level 5.985,52 menutup perdagangan periode Maret 2021. (LRD)