<p>Karyawan beraktivitas di salah satu cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Fintech

Bos BNI Royke Tumilaar Blak-blakan Akui Kepincut Akuisisi Fintech

  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakui tengah menggodok rencana ekspansi anorganik, salah satunya adalah mengakuisisi perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan berbasis digital
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakui tengah menggodok rencana ekspansi anorganik, salah satunya adalah mengakuisisi perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan berbasis digital.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan ekspansi anorganik tersebut masih dalam proses kajian. Meski demikian, dia belum merinci bentuk ataupun nilai akuisisi yang bakal dilakukan. 

"Pilihan melakukan pertumbuhan anorganik memang ada, tapi masih dalam kajian dan semoga segera bisa diputuskan dalam waktu dekat,” kata Royke dalam konferensi pers, Senin 16 Agustus 2021.

Kendati belum secara rinci rencana ekspansinya, namun Royke mengatakan BNI akan melebarkan pertumbuhan anorganiknya masih di industri finansial, tepatnya yang berbasis teknologi. Ia menjelaskan, layanan keuangan berbasis teknologi sudah bukan menjadi pilihan tetapi suatu keharusan di tengah kondisi saat ini. 

“Mau tidak mau akan diarahkan ke kepada lembaga keuangan yang berbasis teknologi," tambahnya.

Untuk melakukan ekspansi anorganik, BNI mempertimbangkan kondisi permodalan dan juga potensi imbal hasil yang akan diperoleh nantinya. 

Menurut Royke, terdapat tiga faktor yang menjadi pertimbangan utama dalam transformasi digital perbankan. Pertama, perusahaan harus memiliki teknologi yang memadai.

Kedua, memiliki sumber daya manusia yang sudah benar-benar berpola pikir digital. Ketiga memiliki biaya operasional yang murah. 

Saat ini, BNI masih mengadopsi sistem perbankan konvensional sekaligus digital. Per Juni 2021, BNI tercatat memimpin layanan ekosistem perbankan terbuka (API).

BNI saat ini memiliki 283 jenis layanan alias menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan bank. Selain itu, layanan tersebut telah digunakan oleh 3.000 klien, termasuk perusahaan fintech maupun e-commerce.