Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Bos BRI Ungkap 2 Strategi untuk Pertumbuhan Bisnis hingga Akhir 2024

  • nasabah yang sudah ada melalui berbagai program pemberdayaan dan pendampingan.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) Sunarso mengungkapkan dua strategi utama untuk menjaga keberlanjutan kinerja bisnis Perseroan hingga akhir 2024. 

Sunarso mengatakan, BRI mengembangkan dua strategi utama untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan. Strategi pertama adalah menaikkelaskan nasabah yang sudah ada melalui berbagai program pemberdayaan dan pendampingan.

Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru dengan menyasar segmen ultramikro melalui Holding Ultramikro (UMi) yang melibatkan kerjasama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian. 

Setelah tiga tahun terbentuk, Holding Ultra Mikro telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga akhir kuartal II 2024, Holding UMi berhasil melayani 176 juta nasabah simpanan dan mengintegrasikan lebih dari 36,1 juta nasabah peminjam, dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp622,3 triliun, tumbuh 7,7% yoy. 

"Kontribusi PNM dan Pegadaian terhadap total pinjaman dan pembiayaan mikro BRI Group meningkat menjadi 20,3%, naik dari 18,7% pada periode yang sama tahun lalu," jelas Sunarso dalam Public Expose Live 2024, Kamis, 29 Agustus 2024. 

Sunarso mengatakan, dengan fundamental keuangan yang kuat, serta kemampuan BRI untuk melayani masyarakat yang semakin luas, ditambah dengan sumber pertumbuhan baru dari Holding Ultra Mikro, BRI optimistis dapat terus mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan di masa depan. 

Pencapaian BRI di Kuartal II-2024 

Optimisme BRI untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan tidak terlepas dari pencapaian kinerja positif BRI Group hingga kuartal-II 2024. Dengan pertumbuhan yang selektif dan berhati-hati, BRI berhasil mencatatkan laba konsolidasi sebesar Rp29,90 triliun hingga akhir kuartal-II 2024. 

Pencapaian tersebut diperoleh melalui penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp1.336,78 triliun, tumbuh sebesar 11,20% year on year (yoy). Segmen UMKM terus mendominasi penyaluran kredit BRI, dengan porsi sebesar 81,96% dari total kredit yang disalurkan, atau sekitar Rp1.095,64 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai double digit tersebut juga membuat aset BRI meningkat 9,54% yoy, mencapai Rp1.977,37 triliun. 

Baca Juga: Perbaiki Kualitas Aset di Tengah Pengetatan Likuiditas, BRI Fokus ke Kredit Korporasi Konservatif

Pertumbuhan kredit yang selektif dan berhati-hati memungkinkan BRI menjaga kualitas kredit yang disalurkan. "Rasio Loan at Risk (LAR) membaik, turun dari 14,94% pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00% pada akhir Triwulan II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada di kisaran 3,05% dengan rasio NPL coverage yang memadai sebesar 211,60%," ungkap Sunarso. 

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61% yoy, mencapai Rp1.389,66 triliun. Dalam hal ini, dana murah atau CASA (Tabungan dan Giro) terus mendominasi struktur DPK BRI, dengan porsi CASA mencapai 63,17% dari total DPK BRI. 

Melayani Masyarakat Lebih Luas dengan Konsep Hybrid Bank 

Sunarso menambahkan BRI terus berkomitmen untuk melayani masyarakat di berbagai lapisan melalui strategi hybrid bank, salah satunya melalui pengembangan AgenBRILink dan super app BRImo. 

"Hingga akhir Juli 2024, BRI telah memiliki lebih dari 1 juta AgenBRILink yang tersebar di 62 ribu desa di Indonesia. Jumlah ini mencakup lebih dari 80% total desa di Indonesia, dengan volume transaksi AgenBRILink selama Januari hingga Juli 2024 mencapai Rp899 triliun," jelas Sunarso. 

Di sisi lain, BRI juga terus memperkuat ekosistem super app BRImo. Hingga akhir Juni 2024, BRImo telah digunakan oleh lebih dari 35,2 juta pengguna dengan volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun, tumbuh 35,81% yoy.