Aktifitas pelayanan perbankan di salah satu cabang BSI kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Bos BSI Ungkap Strategi Kerek Pertumbuhan Pembiayaan hingga 19 Persen Tahun Ini

  • Pada kuartal III-2023, BSI tercatat membukukan total pembiayaan sebesar Rp232 triliun dengan laba bersih BSI mencapai Rp4,2 triliun.
Perbankan
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pertumbuhan pembiayaan mencapai 16-19 persen pada 2024.

Pada kuartal III-2023, BSI tercatat membukukan total pembiayaan sebesar Rp232 triliun dengan laba bersih BSI mencapai Rp4,2 triliun.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengungkapkan ada beberapa peluang yang akan dimaksimalkan BSI untuk mencapai target pertumbuhan pembiayaan tersebut. Peluang pertama adalah pembiayaan konsumer, terutama kredit pemilikan rumah (KPR).

Selanjutnya, Herry menyebut adanya potensi pembiayaan di sektor Mitraguna. Segmen tersebut mencakup potensi pasar lebih dari satu juta Aparatur Sipil Negara (ASN), karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pihak lainnya.

"Pertumbuhan pembiayaan BSI secara konsisten itu double digit, yaitu sekitar 16 sampai 19 persen. Jadi ini akan kita jaga di tahun 2024, pertumbuhannya sama kira-kira seperti itu," ujar Herry dikutip Rabu, 10 Januari 2024.

Pembiayaan mikro, khususnya dalam kurs syariah, juga menjadi peluang yang dibidik perseroan. Selain itu, sektor pembiayaan komersial dan turunannya seperti koperasi, terutama di bidang perkebunan, rumah sakit, pendidikan, dan teknologi tetap menjadi fokus BSI dengan pertumbuhan yang dijaga.

Sementara itu, BSI menargetkan pertumbuhan laba bersih di atas 30 persen pada 2024. Hery menjelaskan target tersebut berdasarkan pertumbuhan laba BSI selalu di atas 30% setiap kuartal di tahun sebelumnya.

"Insya Allah di tahun 2024 juga akan akan kita jaga di atas 30 persen," kata Hery.

Ia menjelaskan kontribusi terbesar terhadap laba BSI adalah margin bagi hasil, yaitu pendapatan dari pembiayaan. Kontribusi kedua adalah pendapatan dari jasa-jasa perbankan, seperti transaksi treasuri, investasi syariah, komisi serta M-banking.

"Fee based income (pendapatan komisi) sekitaran 18-22 persen untuk sekarang, kita inginnya selalu dua digit" ujar Hery.