Pesawat Garuda saat melakukan perawatan di GMF Bandara Soekarno Hatta Tangerang. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Bos Garuda Indonesia Sebut Laba Bersih GIAA Tahun 2022 Terbesar Sepanjang Sejarah

  • PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencetak keuntungan pada 2022 setelah rugi tahun 2021.

Korporasi

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil meraup keuntungan pada 2022. Sepanjang tahun lalu, perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp56,7 triliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar Amerika Serikat).

"Laba bersih US$3,81miliar ini merupakan laba terbesar yang pernah diraih perseroan sepanjang sejarahnya," ungkap Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra dalam paparan publik Selasa, 30 Mei 2023 di Jakarta.

Perolehan untung pada 2022 pun menyusul kerugian yang sebelumnya telah dibukukan perseroan pada periode sebelumnya di 2021. Pada tahun tersebut, GIAA mencatatkan rugi bersih sebesar US$3,81 miliar.

Sejumlah langkah penguatan fundamental yang dilakukan perseroan disebut sebagai jawaban dari kondisi keuangan yang membaik. Pada tahun 2022, GIAA berhasil menekan fixed cost menjadi 73,79% dibandingkan 2019.

"Kita juga akhirnya bisa mensejajarkan diri kita dengan mayoritas maskapai lainnya ketika kita bisa menurunkan fixed cost to revenue dari 27% menjadi 19%," ungkap Irfan.

Sementara itu, lease cost to reveneu turut terpantau menipis. Pada periode 2022, lease cost to revenue berhasil diteken menjadi 9% dari yang sebelumnya mencapai 27% dibandingkan dengan pada tahun 2019.

GIAA mencatat peningkatan rata-rata pendapatan per armada atau avarage reveneu per aircraft, seiring dengan turunnya beban operasional. Average reveneu per aircraft tercatat meningkat 11,29% dibandingkan 2019 menjadi US$26 juta pada 2022.

Pada sisi neraca, Garuda mencatatkan liabilitas US$7,7 miliar dan ekuitas minus US$1,53 miliar pada 2022. Dengan demikian, perseroan memiliki total aset sebesar US$6,23 miliar.

Adapun untuk tahun 2023, perseroan memproyeksikan besaran peningkatan jumlah pendapataningga mencapai 87% dibandingkan tahun lalu (year-on-year/YoY) sebesar Rp25,41 triliun di 2022.