PGN Subholding Gas Pertamina Terus Upayakan Jaga Kinerja Positif ke Depan / Dok. PGN
Korporasi

Bos PGAS Ungkap Faktor Pemicu Melambungnya Laba Bersih Semester I-2024

  • Bos PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) blak-blakan terkait peningkatan laba bersih perseroan pada semester I-2024 ke level US$186,6 juta atau Rp2,87 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Bos PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) blak-blakan terkait peningkatan laba bersih perseroan pada semester I-2024 ke level US$186,6 juta atau Rp2,87 triliun. Raihan tersebut melonjak 28,8% dibandingkan semester I-2023 sebesar US$ US$145,32 juta. 

Direktur Utama PGAS, Arief S. Handoko mengatakan pencapain laba bersih perseroan yang melejit didorong oleh pendapatan konsolidasi sebesar US$1,84 miliar, laba operasi sebesar US$293,2 Juta, dan EBITDA sebesar US$578,1 juta.

Arief menjelaskan bahwa capaian PGAS di paruh pertama tahun ini mencerminkan upaya perseroan untuk memberikan nilai terbaik kepada pemegang saham, sambil tetap memastikan pasokan gas yang stabil bagi pelanggan.

“Pencapaian ini merupakan realisasi upaya kami untuk secara berimbang menyediakan layanan gas bumi bagi pelanggan serta memberikan value yang terbaik bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan terkait,” kata Arief lewat keterangan resmi, pada Selasa, 27 Agustus 2024. 

Peningkatan pendapatan pada semester I-2024 terutama berasal dari segmen baru, yaitu LNG Trading, yang mencapai US$93,7 juta. Kinerja positif lainnya termasuk kenaikan pendapatan dari transmisi gas sebesar US$14,4 juta dan transmisi minyak yang mencapai US$0,9 juta. 

“Dari segi operasional, PGAS mencatat penyaluran volume niaga gas bumi sebesar 841 BBTUD dan transmisi 1.479 MMSCFD,” jelasnya. 

Dalam hal kontribusi anak perusahaan, lifting migas tercatat sebesar 3,9 MMBOE, proses LPG 19.000 ton, dan transmisi minyak bumi 27,4 MMBOE. Di bidang LNG, pencapaian mencakup volume penyaluran Terminal Usage Agreement (TUA) 65 BBTUD, regasifikasi 133 BBTUD, dan LNG trading 50 BBTUD. Segmen LNG trading merupakan pencapaian baru yang mulai beroperasi tahun ini.

Di tengah tantangan yang ada, PGAS mengambil langkah strategis dalam penyediaan pasokan, trading gas LNG, pelunasan obligasi, dan restrukturisasi pinjaman dengan suku bunga yang lebih kompetitif. 

“Pada semester I-2024, PGAS juga mengoptimalkan pemanfaatan gas domestik melalui penyaluran satu kargo LNG dari Tangguh, setara dengan sekitar 3.000 BBTU,” jelasnya. 

Jumlah pelanggan PGAS pada akhir semester I-2024 mencapai 3.154 sektor industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil, dan 816.063 pelanggan rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah operasional perusahaan.

“Dengan posisi kunci sebagai salah satu aggregator gas bumi di Indonesia, kami berharap dapat mengisi masa transisi ini dengan menyediakan gas bumi sebagai energi bersih bagi masyarakat,” pungkas Arief.

Analisa Kinerja

Sementara itu, analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, Danif Nouval Esfandiari, dan Adrian Joezer mengatakan PGAS mencatat laba bersih sebesar US$65 juta/USD187 juta PATAMI pada semester I-2024. “Ini melewatkan estimasi kami, tetapi membentuk 55,7%/56,3% dari estimasi pendapatan tahun ini kami/konsensus,” jelasnya dalam riset yang terbit hari ini. 

Mandiri Sekuritas bilang spread distribusi bruto normal menjadi US$1,61/MMBTU pada kuartal II-2024 dibandingkan dengan US$2,29/MMBTU pada semester I-2024, tetapi PGN berhasil mendorong program kepemimpinan biaya di segmen lainnya  

Terakhir, kata mereka, tarif pajak efektif melonjak menjadi 36,2% dari PBT pada kuartal II-2024 dibandingkan dengan 21,4% pada kuartal I-2024. Untuk itu, Mandiri Sekuritas memberikan rekomendasi netral saham PGAS dengan target harga Rp1.700 per saham.