<p>Ilustrasi</p>
Energi

Bos PTFI Beberkan Tantangan dan Progres Pembangunan Smelter Gresik

  • Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga Manyar milik PTFI di Gresik telah mencapai lebih dari 80%. Namun, ada sejumlah tantanga ke depannya.
Energi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyampaikan bahwa pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga Manyar di Gresik telah mencapai lebih dari 80%. Progres pembangunan ini sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah. 

Pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI ini dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. 

Berdasarkan keterangan resmi, pada Jumat, 10 November 2023, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan tantangan utama dalam penyelesaian smelter ini adalah proyek manajemen yang tidak mudah.

“Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline,” ungkap Tony sapaan akrabnya. Data perkembangan tiga bulan terakhir, progres pembangunan smelter di Gresik terus meningkat dengan peningkatan persentase setiap bulannya. 

“Pada akhir Agustus, pembangunan smelter sudah mencapai 75%. Kemudian, pada akhir September, angkanya meningkat menjadi 79%, dan pada akhir Oktober, mencapai lebih dari 80%,” paparnya. 

Tony melaporkan bahwa keberadaan smelter PTFI hingga kuartal III-2023 telah memberikan kontribusi positif terhadap nilai realisasi investasi dalam sektor hilirisasi. Hal ini senada dengan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral mencapai Rp151,7 triliun, di mana kontribusi dari tembaga mencapai Rp47,6 triliun.

Dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia dan melalui program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang signifikan dalam sektor pertambangan dan hilirisasi. Tony menyatakan bahwa banyak investasi yang berminat untuk masuk ke Indonesia, yang dapat meningkatkan nilai tambah secara substansial.

“Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia,” kata dia. 

Kapan Smelter Manyar Beroperasi?

Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan batas waktu penyelesaian proyek smelter tembaga ini pada bulan Desember 2023. Terkait dengan tenggat waktu tersebut, PTFI mengkonfirmasi bahwa konstruksi fisik diharapkan selesai pada akhir tahun ini.

Tenggat waktu tersebut tertera dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI, yang menyebutkan bahwa Smelter Gresik harus selesai paling lambat dalam waktu 5 tahun sejak IUPK diterbitkan pada bulan Desember 2018. 

Setelah menyelesaikan konstruksi fisik pada akhir tahun ini, PTFI akan melanjutkan ke tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas beroperasi tanpa masalah. Perseroan juga mencatat bahwa kegiatan operasional dijadwalkan dimulai pada akhir Mei 2024.

Smelter kedua PTFI ini diharapkan mencapai kapasitas produksi penuh pada bulan Desember 2024. Dalam proses pembangunan smelter Manyar, perseroan telah menginvestasikan sekitar US$2,9 miliar atau sekitar Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran sebesar US$3 miliar.