PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR)
Korporasi

Bos Samudera Indonesia (SMDR) Berikan Kisi-kisi Kinerja Kuartal I-2024

  • Saat ini pasar pengiriman peti kemas atau container shipping mengalami tekanan global dalam hal pasokan dan permintaan sepanjang 2023 dan 2024.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani M. Mulia membeberkan sejumlah kisi-kisi kinerja kuartal I-2024. Namun, bos emiten pelayaran dan logistik ini belum mau memberikan angka secara detail. 

Bani, yang kerap disapa oleh orang-orang, menjelaskan bahwa saat ini pasar pengiriman peti kemas atau container shipping mengalami tekanan global dalam hal pasokan dan permintaan sepanjang 2023 dan 2024.

“Hal ini disebabkan oleh masuknya suplai baru ke pasar dan penurunan volume kargo, yang mengakibatkan penurunan volume dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Bani dalam acara Report Business Performance Update Samudera Indonesia pada Kamis, 28 Maret 2024. 

Bani bilang tren penurunan juga tampak pada tingkat freight rate, yang masih mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, termasuk pada kuartal I-2024. “Dampak dari kondisi ini dirasakan hampir di seluruh industri peti kemas, baik secara global maupun di Indonesia dan Asia,” ungkapnya. 

Konflik Laut Merah

Di sisi lain, ketika membicarakan konflik di Laut Merah yang masih urung juga rampung, dampaknya secara umum pasti negatif terhadap kelancaran arus barang dan peti kemas. Namun, secara paradoks, kata Bani, konflik tersebut juga memberikan dampak positif terhadap freight rate. 

“Hal ini disebabkan oleh gangguan yang dialami arus barang yang biasanya melintasi Laut Merah antara Eropa dan Asia, yang mengakibatkan peningkatan biaya operasional dan kenaikan freight rate dari pusat-pusat pelayaran,” jelasnya. 

Bani menjelaskan bahwa konflik di Laut Merah telah memberikan dampak bervariasi terhadap freight rate, dimana terdapat potensi kenaikan tarif yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, tanpa mempertimbangkan situasi konflik tersebut.

“Meskipun demikian, perusahaan pelayaran harus tetap waspada terhadap dampak yang mungkin timbul, yang dapat bervariasi dan tidak selalu negatif,” tandasnya. 

Kinerja Keuangan 2023

Pada kesempatan yang sama, Bani juga memaparkan pendapatan SMGR sepanjang 2023 berada US$772,4 juta. Angka tersebut jauhlebih rendah 30% dibandingkan 2022 sebesar US$1,150.9 juta.

Meskipun pendapatan sepanjang 2023 mengalami penurunan, kata Bani, nominal pendapatan tersebut masih menjadi yang tertinggi kedua sepanjang sejarah perseroan sejak go public pada 1999 lalu. 

Dalam hal laba bersih, angka sebesar US$74,5 juta yang tercatat saat ini menunjukkan penurunan sebesar 65% dibandingkan 2022 yang mencapai US$212,7 juta. Meski begitu, kata bani, angka laba bersih sepanjang 2023 masih menjadi raihan tertinggi ketiga sepanjang sejarah perseroan.

Sementara dari segi liabilitas, kewajiban yang harus dibayar SMDR mengalami kenaikan menjadi US$571,49 juta dari posisi tahun sebelumnya sebesar US$506,93 juta. Bila dirinci, liabilitas jangka pendek di angka US$245,61 juta, dan liabilitas jangka panjang US$325,83 juta. 

Meski begitu, total aset yang dicatatkan SMDR sepanjang 2023 berhasil mengalami peningkatan menjadi US$1,25 miliar dari posisi tahun sebelumnya yang hanya berada di level US$1,15 miliar. 

Selain itu, modal atau ekuitas emiten berlogo bendera Majapahit ini tercatat mengalami peningkatan tipis dari posisi tahun sebelumnya berada di level US$646,48 juta menjadi US$685,51 juta. 

Dari lantai bursa, saham SMDR mengalami pelemahan 3,77% ke level Rp306 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 28 Maret 2024. Terkait variasi harga, emiten dengan logo bendera Majapahit ini bergerak di kisaran Rp304-318 per saham.