<p>Keluarga Manoj Punjabi. / Facebook @MDPicturesIndonesia</p>
Industri

Bos Sinetron Pilih Bank Asal India untuk Simpan Uang Perusahaannya

  • Selama 6 bulan ini, bisnis sinetron dan film memang terpuruk. Tidak beroperasinya bioskop membuat pundi-pundi MD jadi kering. Sebagai gambaran, selama 6 bulan 2020, pendapatan MD dari film hanya Rp17,30 miliar, jauh di bawah periode sama tahun lalu sebesar Rp45,95 miliar.

Industri
Issa Almawadi

Issa Almawadi

Author

JAKARTA – Faktor asal usul ternyata ikut ikut menjadi pertimbangan manajemen sebuah perusahaan untuk menyimpan uang. Setidaknya itu terbukti dari dari kebijakan PT MD Pictures Tbk. (FILM).

Perusahaan yang didirikan dan dinakhodai Manoj D. Punjabi menyimpan sebagian besar uang perusahaannya itu di PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD)

Laporan Keuangan yang dipublikasikan MD di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Juli 2020 mengungkapkan, dari total dana kas dan setara kas perseroan hingga semester I-2020, mayoritas di simpan di Bank of India. Misalnya simpanan deposito dolar Amerika Serikat (AS) senilai Rp75,80 miliar dan deposito rupiah Rp47 miliar.

Selain Bank of India Indonesia, MD juga menyimpan duitnya di Bank SBI Indonesia. Bank terakhir itu pemiliknya adalah State Bank of India. Ada deposito dolar sebesar Rp4,3 miliar dan giro dolar senilai Rp3,52 miliar tercatat di bank itu. Total kas perseroan di semester I ini mencapai Rp142,68 miliar.

Manoj Punjabi sendiri sebagai orang nomor satu di MD lahir di Jakarta pada tahun 1972. Ayahnya, Dhamoo Jethmal Punjabi adalah seorang produser film dan pendiri rumah produksi MD Entertainment. Dhamoo sendiri lahir di tahun 1940 dari ayah Tolaram Punjabi dan ibu Dhanibhai Jethmal Punjabi yang berasal dari Punjab India. Keluarga ini hijrah karena gejolak di India tahun 1947 dan tinggal di Surabaya.

Dhamoo Punjabi inilah, bersama saudaranya Raam Punjabi dan Ghobin Punjabi menjadi aktor dari banyak film komedi di tahun 1980-an. Yang paling legendaris tentunya film Warkop (Warung Kopi) yang melahirkan tiga legenda komedi Indonesia yaitu Dono, Kasino dan Indro.

Dalam kurun waktu 17 tahun di awal kariernya sebagai produser, Dhamoo dan kedua saudaranya mampu memproduksi lebih dari seratus film, termasuk lewat PT Parkit Film yang mereka dirikan pada 1981. Dhamoo bersama Raam menjadi produser, sedangkan Gobind menjadi produser eksekutif di Parkit Film.

Rugi Bersih

Kembali ke MD Pictures. Emiten ini nasibnya juga tak jauh berbeda dibandingkan banyak perusahaan lain akibat pandemi COVID-19. Selama kuartal I-2020, perusahaan mengalami rugi bersih Rp33,85 miliar. Bandingkan dengan laba bersih Rp20,66 miliar di semester satu tahun lalu.

Selama 6 bulan ini, bisnis sinetron dan film memang terpuruk. Tidak beroperasinya bioskop membuat pundi-pundi MD jadi kering. Sebagai gambaran, selama 6 bulan 2020, pendapatan MD dari film hanya Rp17,30 miliar, jauh di bawah periode sama tahun lalu sebesar Rp45,95 miliar.

Sementara pendapatan dari digital juga turun menjadi Rp19,64 miliar dibandingkan semester I 2019 sebesar Rp43,20 miliar. Dari televisi? Angkanya kecil, hanya Rp1,5 miliar, tidak beda jauh dengan 6 bulan pertama 2019 sebesar Rp1,55 miliar.

Dengan sumber pendapatan lainnya, total penghasilan MD pada semester I tahun ini hanya Rp56,79 miliar, terjun bebas dibandingkan periode sama tahun 2019 yang masih mencapai Rp111,88 miliar.

Dalam penjelasannya, manajemen MD menyatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat perusahaan  menghentikan sebagian besar aktivitas produksi dan promosi. Dan pendapatan perseroan menurun sebagai dampak penutupan bioskop sehingga MD tidak bisa jualan film-filmnya. (SKO)