<p>Anak usaha Bukalapak bakal mendapat kucuran dana. Terlihat gambar multiple exposure logo Bukalapak dan layar pergerakan IHSG di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

BP Jamsostek Ngaku Sempat Beli Saham Bukalapak (BUKA), Tapi Sudah Dijual

  • BP Jamsostek mengaku sempat melakukan pembelian saham emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – BP Jamsostek mengaku sempat melakukan pembelian saham emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Namun, perusahaan pengelola dana publik milik pemerintah itu memastikan telah menjual saham unicorn itu sebelum harganya jatuh.

Hal itu diungkapkan Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Edwin Ridwan dalam webinar Capital Market Summit & Expo 2021 bertajuk “Peluang dan Tantangan Aktivitas Investor Institusi” pada Jumat, 15 Oktober 2021.

“Kami mulai aktif untuk investasi di perusahaan teknologi seperti kemarin di Bukalapak kami ikut beli, tapi Alhamdulillah sudah dijual, jadi enggak ikut ke bawah (rugi),” kata Edwin tanpa menjelaskan detail nilai transaksinya.

Melansir data RTI, saham BUKA terkoreksi 2,01% menuju level harga Rp730 per lembar pada akhir perdagangan Jumat, 15 Oktober 2021 setelah sebelumnya berhasil rebound 7,19%. Harga saham tersebut di bawah pada harga penawaran umum perdananya di level harga Rp850 per lembar.

Sebelumnya, manajemen Bukalapak angkat suara terkait penurunan saham yang terjadi dalam sebulan terakhir. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri mengalami optimisme dalam beberapa waktu belakangan.

President Bukalapak, Teddy Oetomo menyebut penurunan saham yang terjadi karena adanya rotasi portofolio dari para investor pasar saham di pasar modal Indonesia, didorong oleh naiknya harga komoditas dan berdampak negatif pada saham-saham perusahaan teknologi seperti Bukalapak.

“Menurut para analis pasar modal, peningkatan harga komoditas dan terjadi rotasi dari portofolio investor dari kepemilikan di sektor tersebut berkurang, karena mereka masuk ke perusahaan yang lebih mengarah ke komoditas," imbuhnya, Kamis, 14 Oktober 2021.