BPJAMSOSTEK: Ini Momentum yang Baik untuk Akumulasi Saham
JAKARTA – Meski dampak dari penyebaran virus corona terhadap pasar modal cukup mengkhawatirkan, akan tetapi investor dapat melihat kondisi saat ini melalui perspektif yang lain. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Agus Susanto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 16 Maret 2020. “Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli […]
Industri
JAKARTA – Meski dampak dari penyebaran virus corona terhadap pasar modal cukup mengkhawatirkan, akan tetapi investor dapat melihat kondisi saat ini melalui perspektif yang lain.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Agus Susanto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 16 Maret 2020.
“Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka di zona merah dan sempat turun hingga 3,99% di level 4.711. Namun, pada pukul 10.00 WIB angka sedikit membaik menjadi 4.762.
Hingga pukul 11.00 WIB, terdapat 2,6 miliar unit saham yang ditransaksikan oleh investor dengan nilai Rp2,93 triliun. Tercatat pula sebanyak 276 saham bergerak turun, 62 saham naik, dan 82 saham stagnan.
Meskipun demikian, saat ini BPJAMSOSTEK bersama Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri, dan Ketua Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Nur Hasan Kurniawan, tengah melakukan analisis mendalam untuk menentukan pembelian saham di BEI.
Mereka sepakat bahwa ini merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan akumulasi saham secara selektif dengan keyakinan bahwa dana yang akan digelontorkan, nantinya akan mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi para pesertanya.
“Kami bertiga tidak mau kehilangan momentum untuk masuk ke pasar, Jangan dilihat kondisi pasar sekarang, tapi long time horizon sesuai profil dana kita,” ujar Suheri.
Berdasarkan informasi resmi dari BEI, industri dana pensiun per Desember 2019 telah mengelola aset sebesar Rp289 triliun, sedangkan dana pengelolaan dari BPJAMSOSTEK telah tercatat sebesar Rp431,6 triliun. Dana tersebut dialokasikan pada instruumen fixed income (Deposito dn Surat Utang) sebesar 71,4%, saham 19,09%, reksadana 9,34%, dan sisanya pada investasi langsung (property dan penyertaan).