
BPJS-TK Siap Gandakan Investasi Saham Lokal hingga 20 Persen AUM, Berapa Potensi Inflow?
- Perr akhir 2024, dana kelolaan BPJS–TK tercatat sebesar Rp791 triliun, menjadikannya investor institusional terbesar di Indonesia.
Bursa Saham
JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS–TK) berencana menggandakan porsi investasinya di pasar saham domestik hingga 20% dari total dana kelolaan atau assets under management (AUM) dalam tiga tahun ke depan.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS–TK, Edwin Ridwan, mengatakan kepada Reuters pada Jumat, 11 April 2025 bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk menangkap peluang pemulihan pasar.
Ia juga menyebutkan koreksi IHSG belakangan ini menjadi langkah awal peningkatan AUM saham BPJS-TK. “Kami telah meningkatkan investasi secara bertahap, terutama di saham-saham big cap, sejak pelemahan IHSG dalam beberapa waktu terakhir,” ujarnya, dikutip TrenAsia pada Senin, 14 April 2025.
- Investree Resmi Dibubarkan, Inilah yang Harus Dilakukan Nasabah
- “Oleh-Oleh” Prabowo dari Timur Tengah: Dari Jet Tempur, hingga Dana Rp33 Triliun
- Guyuran Dana Pemerintah Bisa jadi Bumerang Koperasi Desa
Asal tahu saja, per akhir 2024, dana kelolaan BPJS–TK tercatat sebesar Rp791 triliun, menjadikannya investor institusional terbesar di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar US$4,8 miliar atau setara Rp80 triliun (sekitar 10% dari total AUM) telah diinvestasikan ke pasar saham, baik secara langsung maupun melalui reksa dana. Sementara itu, lebih dari 70% portofolio investasi masih didominasi oleh obligasi.
Sementara itu, pada 2023, BPJS–TK juga mencatatkan pendapatan iuran sebesar Rp97 triliun, tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, beban jaminan yang dikeluarkan mencapai Rp53,5 triliun, meningkat 9% secara tahunan (year-on-year).
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi Danantara tengah bersiap menjadi liquidity provider di pasar modal Indonesia. “Rencana ini sudah masuk tahap koordinasi,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, pada Jumat, 11 April 2025.
Apabila langkah BPJS–TK untuk menggandakan porsi saham terealisasi dan diiringi kehadiran Danantara sebagai penyedia likuiditas, maka daya tahan dan kepercayaan pelaku pasar terhadap pasar modal domestik diyakini akan semakin kuat.
Potensi Inflow dan Dampaknya ke Pasar
Lead Investment Community Stockbit, Edi Chandren, memproyeksikan rencana BPJS–TK dapat menyuntikkan inflow tambahan ke pasar saham Indonesia lebih dari Rp27 triliun per tahun, atau sekitar Rp80 triliun dalam tiga tahun mendatang.
Sebagai perbandingan, total net sell investor asing di IHSG sejak awal tahun tercatat sebesar Rp37 triliun hingga 11 April 2025. “Jika realisasi ini terjadi secara bertahap dan konsisten, kepercayaan investor domestik maupun institusi lain terhadap pasar saham Indonesia berpotensi meningkat signifikan,” ujarnya dalam riset.
Sebagai informasi, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 3,82% pada pekan perdagangan 8–11 April 2025, ditutup di level 6.262,22 dari posisi 6.510,62 pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga turun 3,88% menjadi Rp10.695 triliun dari Rp11.126 triliun.
Meskipun nilai transaksi harian rata-rata menurun sebesar 20,38% menjadi Rp14,81 triliun, frekuensi transaksi harian meningkat 16,16% menjadi 1,18 juta kali, dan volume transaksi harian naik tipis 0,71% menjadi 18,90 miliar lembar saham.
Penurunan IHSG ini terjadi di tengah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, yang saling menaikan tarif impor perdagangan, serta kekhawatiran investor terhadap kebijakan fiskal dan stabilitas politik domestik.