<p>PT Kalbe Farma Tbk. tengah mengembangkan obat herbal sebagai produk imunomodulator herbal dalam penanganan pasien COVID-19. / Kalbe.co.id</p>
Nasional & Dunia

BPOM Diminta Izinkan Obat Corona dari Unair

  • JAKARTA – Saleh Partaonan, anggota komisi IX DPR RI mendukung segera terbitnya izin edar obat COVID-19 hasil temuan tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair). Sebagaimana diketahui, dari lima kombinasi obat penawar COVID-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hanya merekomendasikan tiga obat dengan potensi penyembuhan terbesar. “Kita harus sampaikan salam hormat kepada Unair, khususnya kepada […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Saleh Partaonan, anggota komisi IX DPR RI mendukung segera terbitnya izin edar obat COVID-19 hasil temuan tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair).

Sebagaimana diketahui, dari lima kombinasi obat penawar COVID-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hanya merekomendasikan tiga obat dengan potensi penyembuhan terbesar.

“Kita harus sampaikan salam hormat kepada Unair, khususnya kepada para penelitinya. Ini adalah salah satu bukti di mana perguruan tinggi sangat kontributif dalam menjawab persoalan yang terjadi di tengah masyarakat,” kata Saleh pada TrenAsia.com, Senin, 17 Agustus 2020.

Saleh berharap BPOM dapat merespons cepat dengan menguji coba laboratorium sehingga obat penawar dapat segera mendapatkan izin produksi dan edarnya.

Saleh mengimbau jangan sampai ada kendala birokrasi yang menghambat, sebab jika memang obat penawar ini berkerja secara klinis maka sudah sepatutnya segera diproduksi masal.

Jika izin produksi dan izin edar sudah dikeluarkan, Saleh juga meminta Satgas Penanganan COVID-19 untuk segera mendistribusikan obat tersebut ke seluruh rumah sakit yang merawat pasien COVID-19.

Obat Penawar

Mengenai hal ini, Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih menyebut ketiga obat penawar yang sedang menunggu izin edar adalah Lopinavir/ Ritonavir dan Azithomycin, Lopinavir/ Ritonavir dan Doxycyline, dan Hydrochloroquine dan Azithomycin.

Karena tergolong obat baru, ketiga obat ini masih menunggu penelitian dari internal BPOM. Rencananya, sejumlah pihak seperti BPOM, Kimia Farma, dan Lembaga Biologi Angkatan Darat yang akan memproduksi obat penawar tersebut.

Prof Nasih menyatakan saat ini, ketiga obat penawar tersebut telah menghasilkan tingkat efektivitas mencapai 98%. Artinya, uji klinis terhadap kombinasi ketiga obat tersebut menunjukkan daya sembuh yang meningkat tajam dan baik.

Sebelumnya, Unair telah mengevaluasi lebih dari 1.100 sampel dari berbagai multicenter yaitu Rumah Sakit TNI, Rumah Sakit Universtias Airlangga, Rumah Sakit TNI-Polri, dan Rumah Sakit Lamongan. Dari sampel yang diujikan, ada 750 sampel yang lolos syarat inklusivitas dan sebagainya.