Warga mengikuti vaksinasi yang di gelar oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Pasar Ikan Modern, Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis, 2 September 2021.
Nasional

BPOM Resmi Terbitkan Persetujuan Penggunaan Vaksin Sinopharm untuk Booster

  • Vaksin Sinopharm kini sudah resmi menjadi vaksin COVID-19 keenam yang digunakan sebagai dosis booster dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat oleh BPOM
Nasional
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Vaksin Sinopharm kini sudah resmi menjadi vaksin COVID-19 keenam yang digunakan sebagai dosis booster dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebelumnya, Badan POM telah memberikan izin penggunaan darurat sebagai vaksin booster untuk vaksin Sinovac/Bio Farma, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Zifivax.

Vaksin yang memiliki nama SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated, yang diproduksi oleh Beijing Bio-Institute Biological China atau yang dikenal sebagai Vaksin Sinopharm ini telah didaftarkan oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebagai booster homolog pada usia dewasa 18 tahun atau lebih yang sudah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan.

“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.” Ujar Kepala Badan POM, Penny K. Lukito seperti yang dilansir dari laman resmi BPOM pada 3 Februari 2022.

Untuk aspek keamanannya, vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi efek samping atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan dengan saat pemberian dosis primer. Adapun KTD yang umumnya sering terjadi adalah reaksi lokal seperti nyeri pada bekas tempat suntikan, pembengkakan, dan kulit jadi merah serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, tubuh menjadi lelah, dan nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1 sampai 2.

Dari aspek Imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan dengan sebelum pemberian booster. Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer.

Menurut Kepala Badan POM, persetujuan EUA Vaksin Sinopharm ini menambah alternatif vaksin booster homologous untuk vaksin platform inactivated virus. Badan POM juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menyukseskan vaksinasi sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk bijak dan berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan yang digunakan dalam penanganan COVID-19, serta tidak mudah terpengaruh dengan promosi produk obat, obat tradisional maupun suplemen kesehatan dengan klaim dapat mencegah atau mengobati COVID-19.