<p>Ilustrasi harga komoditas minyak mentah dunia / Shutterstock</p>
Makroekonomi

BPS Catat Ekspor Komoditas Terkontraksi pada Kuartal II-2023

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan (yoy) dan tumbuh 3,86 persen secara kuartalan (quarter to quarter). Namun ekspor justru negatif di periode ini.

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 mencapai 5,17% secara tahunan  (yoy) dan tumbuh 3,86% secara kuartalan (quarter to quarter). Namun realisasi ekspor justru negatif di periode ini.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud mengatakan, komoditas ekspor mengalami kontraksi 2,75%. Ekspor yang mengalami kontraksi terjadi di komoditas utama, seperti bahan bakar mineral di antaranya lemak dan minyak hewan atau nabati serta besi, baja, dan nikel.

“CPO kita itu terkontraksi sebesar 26,72 persen, karena price yang terkontraksi cukup dalam ya. Jadi price-nya turun 43,76 persen secara yoy, seperti harga CPO yang di pasar global,” kata Edy dalam konferensi pers rilis BPS di Jakarta, Senin, 7 Agustus 2023.

Bahkan menurut paparan Edy ekspor CPO alias minyak sawit mengalami kontraksi 26,72% karena harga komoditas yang anjlok cukup dalam sebesar 43,76% secara tahunan.

Terakhir kali ekspor mengalami kontraksi pada kuartal IV-2020 saat pandemi COVID-19. Saat itu ekspor Indonesia terkontraksi 1,57%. Lalu ada penurunan pada gas alam, hasil minyak dan minyak mentah.

Meski ekspor CPO turun, dari sisi volume penjualan komoditas ini masih mengalami peningkatan 5,16 persen secara tahunan. Adapun, untuk ekspor yang bergerak positif adalah ekspor jasa akibat jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar 5,17%  hingga kuartal II-2023.

Pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh meningkatnya mobilitas masyarakat. Di mana jumlah penumpang di seluruh moda transportasi kompak meningkat. Disusul aktivitas produksi juga tumbuh stabil. Di samping itu, daya beli masyarakat juga meningkat.

Sementara itu, dari sisi kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian juga turut memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi RI. Dari sisi moneter, kata Edy, Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada posisi 5,75%.

Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.226,7 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.