BPS: Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen
- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2024 tumbuh sebesar 5,11 persen (yoy).
Makroekonomi
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2024 tumbuh sebesar 5,11% (yoy).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku kuartal I-2024 mencapai Rp5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp3.112,9 triliun.
"Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 bila dibandingkan dengan triwulan I-2023 tumbuh sebesar 5,11 persen," katanya dalam rilis BPS pada Senin, 6 Mei 2024.
- Harga Beras Bulog Naik Jadi Rp12.500 per Kg
- Pembiayaan Mutifinance Tumbuh 12,17 Persen, Terbanyak untuk Investasi dan Modal Kerja
- Sri Mulyani Sebut Perlu Triliunan Dolar AS untuk Atasi Perubahan Iklim
Jika dilihat dari sisi produksi, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,88%. Hal ini didorong oleh peningkatan belanja pegawai karena ada THR dan kenaikan gaji.
Selanjutnya, disusul oleh jasa kesehatan sebesar 11,64 persen yoy, yang didukung oleh peningkatan belanja pegawai institusi kesehatan pemerintah. Kemudian, jasa perusahaan sebesar 9,63 persen didorong peningkatan pendapatan penyelenggara acara dan berbagai aktivitas jasa perusahaan lainnya seiring perhelatan Pemilu 2024.
Sementara itu, usaha pertanian yang terkontraksi sebesar 3,54 persen, disebabkan oleh penurunan komoditas pertanian pada awal tahun 2024 khususnya tanamanan pangan karena fenomena el-nino yang berpengaruh pada paruh kedua tahun 2023.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24,29%.
Ekonomi Indonesia kuartal I-2024 terhadap kuartal sebelumnya terkontraksi sebesar 0,83% (qtoq). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Pendidikan sebesar 10,34%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 36,69%.
Selama kuartal I-2024 kelompok provinsi di Pulau Jawa masih menunjukkan pengaruhnya secara spasial dalam perekonomian Indonesia dengan mencatat peranan sebesar 57,70% walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 4,84% dibanding kuartal I-2023 (yoy).