Ilustrasi aktivitas petani.
Makroekonomi

BPS: Jumlah Petani Gurem Naik jadi 16,89 Juta

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) yang berfokus pada pertanian di pekarangan rumah atau petani gurem menembus 16,89 juta di Indonesia. Angka tersebut meningkat 18,54% sejak tahun 2013.
Makroekonomi
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) yang berfokus pada pertanian di pekarangan rumah atau petani gurem menembus 16,89 juta di Indonesia. Angka tersebut meningkat 18,54% sejak tahun 2013. 

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto mengatakan lahan pertanian yang semakin sempit membuat RTUP naik signifikan satu dekade terakhir. “Salah satu konsep petani gurem kan lahan sempit. Makin ke sini, lahan memang makin sempit,” ujar Atqo dalam Diseminasi Sensus Pertanian 2023 di Jakarta, Senin, 4 November 2023. 

Sebagai informasi, petani gurem merujuk pada rumah tangga yang mengelola atau memiliki lahan dengan luas kurang dari 0,50 hektare. Lahan itu digunakan untuk keperluan pertanian maupun tempat tinggal. Kategori petani gurem mencakup berbagai sektor, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

BPS mengungkap jumlah petani gurem tertinggi di Sumatra berada di Provinsi Aceh. Jumlahnya mencapai 57,68%. Angka itu menunjukkan kenaikan sebesar 60,50% dibanding dengan Sensus Pertanuan pada 2013. 

Sementara di Pulau Jawa, jumlah petani gurem tertinggi berada di DIY. Hal ini, imbuh Atqo, tak lepas dari menyempitnya lahan pertanian di provinsi tersebut. “Di Jogja, 87,75% adalah petani gurem,” ujar Atqo.  

Di Pulau Kalimantan, Kalimantan Selatan tercatat menjadi provinsi dengan jumlah petani gure tertinggi dengan persentase 42,41%. Sementara di Pulau Bali-Nusa Tenggara, petani gurem tertinggi berada di Bali, yakni sekitar 69,32% dari porsi petani.

Di Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Selatan tercatat menjadi daerah dengan persentase petani gurem terbesar, mencapai 41,23%. Sedangkan, persentase petani gurem paling tinggi di Maluku dan Papua berada di Papua Pegunungan, sebesar 98,63%. 

BPS menambahkan program pertanian ke depan seharusnya tidak lagi berkaitan dengan penambahan lahan menyusul meningkatnya jumlah petani gurem. “Namun lebih pada peningkatan produktivitas petani. Tambah produktivitasnya, terutama tanaman pangan,” ujar Atqo.