Petani memanen padi di sebuah area persawahan di kawasan Bogor,  Jawa Barat,  Senin, 23 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

BPS: Luas Panen Turun, Produksi Padi Justru Meningkat Jadi 55,27 Ton pada 2021

  • BPS: Luas Panen Turun, Produksi Padi Justru Meningkat Jadi 55,27 Ton pada 2021JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mencatat terjadi kenaikan produktivitas padi sepa
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan terjadi kenaikan produktivitas padi sepanjang tahun 2021 di tengah kondisi penyusutan luas panen padi.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan hingga akhir tahun ini luas luas panen padi diperkirakan sebesar 10,52 juta hektar, mengalami penurunan sebanyak 141,95 ribu hektar.

Luas panen padi ini juga menyusut 1,33% dibandingkan luas panen padi di 2020 yang sebesar 10,66 juta hektar.

Kendati demikian, produksi padi pada 2021 diperkirakan sebesar 55,27 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 620,42 ribu ton atau 1,14% dibandingkan produksi 54,65 juta ton GKG pada 2020.

"Memang betul ada peningkatan produktivitas padi tahun 2021. Kalau lihat datanya, pada tahun 2020, produktivitas tercatat 51,28 kuintal per hektare itu meningkat menjadi 52,56 kuintal per hektare pada tahun 2021," ujar Margo dalam konferensi pers, Jumat, 15 Oktober 2021.

Dia menambahkan, untuk produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sebesar 31,69 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 351,71 ribu ton atau naik 1,12% dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 31,33 juta ton.

Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2021 dibandingkan 2020.

Puncak panen padi tahun ini terjadi pada bulan Maret, sementara puncak panen pada
2020 terjadi pada bulan April.

Realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2021 sebesar 8,77 juta hektar, atau mengalami penurunan sekitar 237,65 ribu hektar (2,64%) dibandingkan realisasi panen padi di 2020 yang sebesar 9,01 juta hektar.  

Sementara itu, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 1,75 juta hektar.

Luas panen tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 1,79 juta hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,41 juta hektar.

Selanjutnya, untuk produksi padi sepanjang Januari hingga September 2021 diperkirakan sekitar 45,61 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 65,39 ribu ton GKG (0,14%) dibandingkan 45,55 juta ton GKG pada 2020.

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 9,66 juta ton GKG.

"Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 9,67 juta ton GKG, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 2,08 juta ton GKG. Berbeda dengan produksi pada 2021, produksi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April," kata Margo.

Dia mengatakan tiga provinsi dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. 

Sementara itu, tiga provinsi dengan potensi produksi padi terendah adalah Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Papua Barat.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 26,15 juta ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 32,15 ribu ton (0,12%) dibandingkan produksi padi di 2020 yang sebesar 26,11 juta ton.

Margo memperkirakan, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 5,54 juta ton beras.

"(Sementara) Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 5,54 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 1,19 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April," katanya.*