BPS Ungkap Cabai hingga Daging Ayam Turun, Namun Beras juga Tempe Naik
- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sederet harga bahan pokok (bapok) tergolong masih tinggi pada Oktober 2022 dibandingkan bulan September 2022.
Nasional
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sederet harga bahan pokok (bapok) tergolong masih tinggi pada Oktober 2022 dibandingkan bulan September 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan ada bahan pokok yang turun tajam, namun tidak sedikit juga yang alami kenaikan.
Penurunan harga terjadi pada cabai merah, di mana terjadi deflasi 0,13%. Kemudian telur ayam ras deflasi 0,06%, daging ayam ras deflasi dan cabai rawit deflasi 0,03%.
"Cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit mengalami deflasi 2 bulan berturut-turut," kata Setianto dalam konferensi pers pada Selasa, 1 November 2022.
- Raup Rp298 Miliar, Laba Ramayana (RALS) Naik hingga 189,95 Persen
- Meski Diluncurkan dari Dalam Air, SLBM Ternyata Tidak Pernah Basa
- Laba Bersih Krakatau Steel (KRAS) Naik 34 Persen Tembus Rp1,25 Triliun per Kuartal III-2022
Lalu komoditas bapok yang mengalami kenaikan adalah beras dari Rp11.720 per kg menjadi Rp11.850 per kg atau menyumbang inflasi 1,13%. Selain itu kenaikan juga terjadi pada tempe dan tahu.
Alasannya karena seiring terjadinya peningkatan harga kedelai internasional, dari US$606 per ton pada Januari 2022 menjadi US$664 per ton per September 2022.
Berdasarkan paparan BPS pada Oktober 2022 untuk tempe dibanderol dengan harga Rp12.667 per kg dari Agustus sebesar Rp12.341 per kg, sedangkan tahu menjadi Rp11.438 per kg dari sebelumnya Rp11.328 per kg pada periode yang sama.
Setianto menambahkan selain bahan pokok, ada juga kenaikan pada tarif angkutan dalam kota sebagai imbas dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, secara bulanan Indonesia mengalami deflasi sementara 0,11% pada oktober 2022 secara month to month (mtm). Namun untuk inflasi secara tahunan (yoy) tembus 5,71%.
Adapun penyumbang inflasi tetinggi secara yoy antara lain harga bensin,tarif angkutan dalam kota, beras, solar dan tarif kendaraan online. BPS telah memantau inflasi di 90 kota trennya mulai melemah di sebagian kota besar.