Ilustrasi beras asli (Foto: unsplash.com/@bamin)
Makroekonomi

BPS Ungkap Penyebab Harga Beras Mahal di Awal Tahun

  • Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut faktor kenaikan harga komoditas pangan termasuk beras berasal dari cuaca dan rusaknya beberapa akses infrastruktur
Makroekonomi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA -  Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut faktor kenaikan harga komoditas pangan termasuk beras berasal dari cuaca dan rusaknya beberapa akses infrastruktur.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti tak menampik harga beras alami kenaikan pada awal tahun 2024. Hal ini terjadi pada semua lini, baik pada tingkat petani maupun di tingkat penggilingan, grosir dan eceran.

"Tingkat petani, kelompok gabah kering panen naik 2,97 persen secara month to month (mtm) dan 18,64 persen year on year (yoy)," katanya dalam konferensi pers BPS pada Kamis, 1 Februari 2024.

Lebih lanjut kata Amalia, gabah kering giling (GKG) naik 4,85% mtm dan 24,52% yoy. Pada tingkat penggilingan, kenaikan harga beras mencapai 1,62% mtm dan 21,78% yoy. Grosir juga naik sebesar 0,97% mtm dan 16,66% yoy.

Tak hanya itu faktor lain yang membuat melambungnya harga beras karena kurangnya pasokan di beberapa wilayah terutama akibat dari faktor cuaca dan rusaknya beberapa akses jalan dan hambatan distribusi komoditas pangan.

Amalia menjelaskan secara umum kenaikan harga beras terjadi di 28 provinsi, sedangkan harga beras di 10 provinsi lainnya menunjukkan penurunan.

Meski demikian, seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali Nusra disebut mengalami kenaikan harga beras. Tingginya harga beras dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan permintaan yang tinggi.

Terakhir Salah satu isu yang menyebabkan tingginya harga beras adalah beberapa negara penghasil beras menahan ekspornya sehingga menyebabkan pasar global relatif naik. Sedangkan faktor pendukung dari dalam negeri lantaran produksi beras terhalang oleh El Nino.

Melansir data Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebanyak 2,5 juta ton impor beras akan masuk ke Indonesia sebelum panen raya berlangsung atau paling lambat Maret 2023.

Di mana impor beras dilakukan untuk mengamankan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) di gudang Bulog, sekaligus menutup defisit neraca pada Januari-Februari 2024 diperkirakan sebesar 2,8 juta ton.