<p>Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro)  Ebeneser Girsang (kanan) bersama Direktur Utama  PT Cerita Teknologi Indonesia (Restock) Muhammad Farid Andika, menandatangani naskah kerja sama, di Jakarta, Kamis, 26 November 2020 / Dok. BRI Agro</p>
Korporasi

BRI Agro Bukukan Pertumbuhan Laba 6,5% Jadi Rp17,86 Miliar pada Kuartal I-2021

  • PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) membukukan laba bersih senilai Rp17,86 miliar pada kuartal I-2021, meningkat 6,5% year on year (yoy) dari posisi sama tahun lalu Rp16,70 miliar.

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) membukukan laba bersih senilai Rp17,86 miliar pada kuartal I-2021, meningkat 6,5% year on year (yoy) dari posisi sama tahun lalu Rp16,70 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis 6 April 2021, laba bersih ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) mencapai Rp212,53 miliar, tumbuh 12,2% dari kuartal I-2020 yakni Rp189,40 miliar.

Dari segi penyaluran kredit, BRI Agro masih mengalami kontraksi 7,7% yoy menjadi Rp17,45 triliun dari semula Rp18,9 triliun pada kuartal I-2020.

Sementara, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 7,6% dari Rp20,9 triliun menjadi Rp19,31 triliun. Rinciannya, giro turun menjadi Rp2,25 triliun dari sebelumnya Rp3,75 triliun.

Kemudian, deposito juga melemah jadi Rp14,85 triliun dari semula Rp17,50 triliun. Sebaliknya, tabungan meningkat dari Rp1,73 triliun menjadi Rp2,20 triliun.

Adapun, kualitas aset BRI Agro membaik ditandai dengan non performing loan (NPL) gross turun dari 8,34% menjadi 4,76%. Selanjutnya NPL nett turun menjadi 2,7% dari 4,04%.

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun menjadi 93,62% dari 96,14%. Rasio kecukupan modala membaik yang ditandai dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 24,1%, naik dari 22,39%.

Total, BRI Agro hingga kuartal I-2021 mencatatkan penyusutan aset sebanyak 11,09% menjadi Rp24,90 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp28,01 triliun. (RCS)