BRI Bangun Ekosistem Desa Lewat Integrasi UMKM dan Koperasi
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengintegrasikan bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi dalam sebuah klaster. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan ekosistem desa. “Pembangunan ekosistem desa salah satunya kami lakukan lewat pemberdayaan koperasi yang merupakan sentra produksi […]
Industri
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengintegrasikan bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi dalam sebuah klaster.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan ekosistem desa.
“Pembangunan ekosistem desa salah satunya kami lakukan lewat pemberdayaan koperasi yang merupakan sentra produksi nasional,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 14 Januari 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Ia menambahkan, mayoritas nasabah BRI atau 96% di antaranya merupakan pelaku usaha mikro yang tinggal di desa. Sebanyak 30% bergerak di sektor pertanian, perikanan, serta perdagangan.
Adapun pemberdayaan desa yang dilakukan oleh BRI meliputi, pelatihan, intermediasi pelaku usaha dengan off taker, serta peningkatan penerapan teknologi dan bantuan sertifikasi produk. Tujuannya, ini dapat melahirkan desa yang berdaya saing dan unggul dalam pembangunan ekonomi.
Salah satu upaya integrasi saat ini yang dilakukan oleh BRI ada di Balikpapan, Kalimantan Timur. Di daerah tersebut, ujar Supari, perseroan membantu Primkopti Balikpapan, sebuah koperasi penjualan kedelai dan bahan produksi tahu dan tempe.
Primkopti Balikpapan yang berdiri sejak 1999 ini memiliki 98 anggota yang semuanya bertindak sebagai produsen. Ketua Primkopti Balikpapan Jazuli mengungkapkan, selama ini koperasi tersebut telah mendapat dua kali pembiayaan dari BRI.
“Pertama, pinjaman untuk modal koperasi dan anggota. Kedua, pinjaman untuk menambah aset koperasi,” ungkap Jazuli.
Dalam sebulan, koperasi ini rata-rata memiliki omset sebesar Rp2,9 miliar. Menurutnya, pembiayaan ini berkontribusi untuk menjamin kelancaran masyarakat Balikpapan dalam mendapat bahan baku tahu dan tempe. Selain itu, ia mengaku bahwa BRI memberikan fasilitas anggotanya untuk berdagang secara daring, terutama di tengah situasi pandemi.