Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

BRI Berencana Lakukan Buyback dengan Estimasi Rp1,5 Triliun

  • Buyback ini dilakukan melalui BEI secara bertahap dan sekaligus dengan penyelesaian paling lambat 18 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 yang diperkirakan akan jatuh pada 13 Maret 2023 dan perkiraan periode buyback berada di rentang 14 Maret 2023-14 September 2024.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan alias buyback dengan estimasi Rp1,5 triliun.

Buyback tersebut dilakukan terhadap saham yang telah dikeluarkan perseroan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pembelian tersebut dilakukan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.

"Jumlah nilai seluruh buyback diperkirakan sebesar-besarnya Rp1,5 triliun," tulis Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat, 3 Februari 2023.

Buyback ini dilakukan melalui BEI secara bertahap dan sekaligus dengan penyelesaian paling lambat 18 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 yang diperkirakan akan jatuh pada 13 Maret 2023 dan perkiraan periode buyback berada di rentang 14 Maret 2023-14 September 2024.

Buyback ini dilaksanakan BRI dalam rangka program kepemilikan saham sebagai bagian dari upaya untuk mendorong engagement terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja perseroan secara jangka panjang.

Buyback yang diestimasikan senilai Rp1,5 triliun ni menggunakan dana yang berasal dari kas internal perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perkiraan nilai buyback belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek dan biaya lainnya yang diperkirakan sebanyak-banyaknya 0,32% dari perkiraan nilai buyback.

"Pelaksanaan buyback 2023 dan jumlah keseluruhan treasury stock yang dimiliki perseroan tidak akan melebihi 10% dari jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan," tulis perseroan.

Dengan penggunaan kas internal unutk buyback di tahun ini, aset dan ekuitas BRI diperkirakan akan menurun sebesar-besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback dan perkiraan biayanya.

Sementara itu, pelaksanaan buyback 2023 diprediksi tidak akan menyebabkan kekayaan bersih BRI menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, termasuk dari sisi pendapatan dan biaya operasional.

Kemudian, perseroan meyakini bahwa buyback ini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha perseroan.

"Dalam hal ini, modal kerja, cash flow dan capital adequacy ratio (CAR) perseroan cukup unutk pembiayaan buyback bersamaan dengan kegiatan usaha," tulis BRI.