Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Finansial

BRI Berkontribusi hingga 25 Persen untuk NIM Perbankan di Indonesia

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat pendapatan bunga bersih (NIM) sebesar Rp65,54 triliun per akhir Juni 2023.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) berkontribusi hingga 25% untuk pemerolehan pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) industri perbankan secara keseluruhan per-Juni 2023.

Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM perbankan umum pada akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp260,25 triliun atau meningkat 9,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp237,22 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, BRI mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp65,54 triliun dengan kenaikan 1,43% yoy dari Rp64,6 triliun yang tercatat per-akhir Juni 2022.

Dengan demikian, bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tercatat sebagai kontributor terbesar dari pendapatan bunga bersih perbankan secara keseluruhan dengan persentase hingga 25,1% pada akhir Juni 2023.

Kontributor terbesar kedua adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menorehkan NIM sebesar Rp47,31 triliun dengan pertumbuhan 13,09% yoy dari Rp41,8 triliun.

Dengan pencapaian tersebut, Bank Mandiri berkontribusi hingga 18% kepada NIM perbankan secara keseluruhan.

Selanjutnya, bank yang menjadi kontributor terbesar ketiga untuk NIM perbankan di Indonesia pada periode Juni 2023 adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA).

Pada akhir semester I-2023, BCA membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,9 triliun, melonjak 24,6% dari Rp29,8 triliun. Kontribusi BCA terhadap NIM perbankan mencapai 14,2%.

BCA menjadi bank swasta yang mampu melampaui kontribusi bank BUMN lainnya, misalnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) yang peraihan NIM-nya merupakan 7,9% dari keseluruhan industri.

Pada akhir semester I-2023, BNI mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp20,6 triliun, naik 5,1% secara tahunan.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) mencatat pendapatan bunga bersih Rp6,47 triliun atau setara dengan 2,4% dari NIM perbankan secara keseluruhan.

Pertumbuhan Fee Based Income Perbankan Lampaui Pendapatan Bunga

Pertumbuhan fee based income (FBI) industri perbankan melampaui pendapatan bunganya pada Juni 2023.

Menurut data statistik OJK, pada Juni 2023, fee based income perbankan tercatat sebesar Rp275,99 triliun. Angka tersebut naik 18,21% dari Rp233,47 triliun dari periode yang sama di tahun 2022.

Pertumbuhan fee based income telah melampaui pendapatan bunga perbankan secara keseluruhan walaupun suku bunga Bank Indonesia (BI) mengalami beberapa kenaikan selama setahun terakhir.

Sebagaimana diketahui, kenaikan suku bunga pada gilirannya dapat berpengaruh kepada naiknya pendapatan bunga dari industri perbankan.

Pada Juni 2022, suku bunga BI tercatat di level 3,5% dan terus dipertahankan hingga bulan berikutnya. Pada Agustus 2022, suku bunga BI naik ke posisi 3,75% dan naik lagi ke 4,25% pada bulan berikutnya.

Kemudian, suku bunga BI naik lagi menjadi 4,75% pada bulan Oktober 2022 sebelum dinaikkan ke posisi 5,25% pada bulan November.

Bulan Desember 2022, suku bunga BI tercatat naik lagi 25 basis poin ke level 5,5% dan naik lagi ke 5,75% pada Januari 2023. Kenaikan tersebut menjadi kenaikan yang terakhir sepanjang tahun 2023 ini berjalan.