logo
Ilustrasi orang di luar bank. (Freepik/pch.vector)
Perbankan

BRI, BNI, Mandiri, BTN: Siapa Jawara Laba dan Kredit di 2024?

  • BTN menjadi satu-satunya bank Himbara yang mengalami penurunan laba bersih, yakni sebesar Rp3 triliun, turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Empat bank milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan kinerja keuangan beragam sepanjang tahun 2024. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menunjukkan hasil yang berbeda dalam hal perolehan laba bersih dan penyaluran kredit.

Perbandingan Laba Bersih

Dari sisi laba bersih, BRI mencatatkan laba tertinggi di antara keempat bank dengan perolehan sebesar Rp60,64 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan BNI dan Bank Mandiri, pertumbuhannya adalah yang terkecil, yakni sebesar 0,4% secara tahunan. 

Dari segi jumlah laba, Bank Mandiri berada di posisi kedua dengan laba bersih sebesar Rp55,8 triliun, meningkat 1,3% secara tahunan.

BNI mencatatkan laba sebesar Rp21,64 triliun, naik 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, BTN menjadi satu-satunya bank Himbara yang mengalami penurunan laba bersih, yakni sebesar Rp3 triliun, turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Penurunan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban bunga, kenaikan beban operasional, serta perlambatan pertumbuhan kredit.

Dengan demikian, jika ditinjau dari segi nominal, BRI tetap menjadi bank di jajaran Himbara yang mencetak angka tertinggi untuk laba. Akan tetapi, dari pertumbuhannya, BNI mencatatkan yang tertinggi dengan kenaikan sebesar 2,7%.

Perbandingan Penyaluran Kredit

Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri memimpin dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.670 triliun. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross Bank Mandiri juga tetap terkendali, turun dari 1,02% pada 2023 menjadi 0,97% pada 2024.

BRI berada di posisi kedua dengan total kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% secara tahunan. Kredit BRI didominasi oleh segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencapai 81,97% dari total kreditnya. Rasio NPL BRI juga membaik dari 2,95% menjadi 2,78%.

Baca Juga: Dilema Himbara: Beban Program Berat, Likuiditas Ketat

BNI mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi secara persentase, yakni sebesar 11,6% menjadi Rp775,87 triliun. Namun, bank ini menghadapi tantangan dari sisi likuiditas dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat menjadi 96,1%, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 85,8%.

Sementara itu, BTN mencatatkan total kredit Rp357,7 triliun dengan pertumbuhan 7,3%. Namun, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,9%. 

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih mendominasi portofolio BTN, dengan KPR subsidi tumbuh 7,5% menjadi Rp173 triliun dan KPR non-subsidi mencapai Rp105,9 triliun. Rasio NPL BTN meningkat dari 3,0% menjadi 3,2%.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, BRI dan Bank Mandiri masih menjadi pemimpin dalam industri perbankan nasional dari sisi laba dan penyaluran kredit. BNI menunjukkan pertumbuhan kredit yang cukup agresif namun menghadapi tantangan likuiditas. 

Sementara itu, BTN mengalami tekanan dari segi laba akibat meningkatnya beban operasional dan perlambatan pertumbuhan kredit.