BRI Catat Peningkatan Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatat peningkatan permintaan kredit kendaraan bermotor (KKB) kurang lebih 5% pada Juni 2020. Sekretaris Perseroan BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan salah satu faktor kenaikan tersebut disebabkan oleh pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Pelonggaran PSBB membuat masyarakat lebih waspada sehingga ada kekhawatiran penularan COVID-19 saat menggunakan transportasi umum,” […]
Home
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatat peningkatan permintaan kredit kendaraan bermotor (KKB) kurang lebih 5% pada Juni 2020.
Sekretaris Perseroan BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan salah satu faktor kenaikan tersebut disebabkan oleh pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Pelonggaran PSBB membuat masyarakat lebih waspada sehingga ada kekhawatiran penularan COVID-19 saat menggunakan transportasi umum,” ungkapnya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 13 Juli 2020.
Oleh karena itu, ujarnya, masyarakat lebih mementingkan keamanan dalam hal bertransportasi. Amam merinci, total outstanding KKB bank pelat merah tersebut mencapai kurang lebih Rp4 triliun.
- Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia’s Digital Economy
- UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19
- Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India
- Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel
- Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal
Pada tahun ini, lanjutnya, pihaknya tetap optimis KKB akan bertumbuh hingga akhir tahun.
“Apalagi setelah memasuki masa new normal, permintaan terhadap kendaraan mulai menggeliat,” kata Amam.
Untuk mengejar target, ia menjelaskan BRI akan terus berekspansi secara selective growth dan memanfaatkan customer based perseroan.
Di samping menyalurkan KKB, BRI juga tengah berfokus untuk melakukan restrukturisasi dan menyelamatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, hari ini.
“BRI berupaya agar sektor riil jangan sampai mati karena bank bisa ikut mati juga. Sekarang, orientasi BRI adalah restrukturisasi UMKM,” kata Sunarso.
Disebutkan, sejak 13 Maret hingga 30 Juni 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi kepada 2,9 juta debitur UMKM senilai Rp176,6 triliun.
Selain itu, ujar Sunarso, BRI telah mendistribusikan stimulus tambahan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) tahap pertama senilai Rp 12,9 miliar kepada lebih dari 211.000 debitur.