Ilustrasi BRI Finance
IKNB

BRI Finance Incar Pertumbuhan Pembiayaan Baru Capai 20 Persen pada 2024

  • Dengan target pertumbuhan tersebut pihaknya menyakini total aset BRI Finance akan melebihi Rp10 triliun pada 2024.

IKNB

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT BRI Finance Indonesia (BRI Finance), sebuah anak perusahaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), berambisi agar pembiayaan baru pada tahun 2024 dapat tumbuh lebih dari 20%.

Direktur Operasional BRI Finance Willy Halim Sugiardi menyatakan dengan target pertumbuhan tersebut pihaknya menyakini total aset  perseroan akan melebihi Rp10 triliun pada tahun bershio Naga Kayu ini.

Lantas untuk merealisasikan target tersebut, lanjut Willy, BRI Finance akan terus mempertahankan fokus strategi pada segmen konsumer sebagai katalisator utama. “Berkaca pada kinerja di tahun 2023, kami yakin 2024 akan jauh lebih baik lagi,” katanya dalam keterangan resmi dikutip pada Kamis, 18 Januari 2024. 

Kemudian sebagai bentuk akselerasi pertumbuhan bisnis, BRI Finance akan mengarahkan perhatian pada dua segmen yang dianggap potensial, yaitu pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana.

"Dalam menghadapi dinamika Pemilu, kami tetap optimis bahwa pertumbuhan bisnis kami akan berlanjut, didorong oleh strategi fokus pada pembiayaan konsumer, optimalisasi sumber daya, dan pemanfaatan peluang di segmen electric car dan high yield," tambah Willy.

Kinerja BRI Finance 2023 

Sementara itu dari sisi kinerja pada 2023, kata Willy, BRI Finance berhasil membukukan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 6% secara tahunan Year-onYear (YoY) per Desember 2023. 

Adapun penyaluran pembiayaan, lanjut Willy, masih didominasi oleh mobil baru. Adapun total disbursement pembiayaan yang dilakukan BRI Finance pada periode tersebut mencapai angka Rp6 triliun. 

Dari pencapaian tersebut, pembiayaan untuk mobil baru menjadi kontributor terbesar dengan total Rp 2,2 triliun, atau sekitar 65% dari portofolio pembiayaan. Sementara itu, pembiayaan untuk sektor konsumer menyusul dengan kontribusi sebesar 60%.

Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) menduduki pada level 1,7%. Presentase tersebut dinilai cukup aman dan jauh dari ketentuan yang ditetapkan oleh regulator.

Perlu dicatat, BRI Finance membukukan aset tertinggi sepanjang 40 tahun BRI Finance berdiri sebesar lebih dari Rp9 triliun atau tumbuh sebesar 23,5%. Oleh sebab itu, perseroan cukup optimis mampu melampaui target aset yang ditetapkan tahun ini.