BRI Gandeng Fintech Lending Modal Rakyat Salurkan Kredit Rp30 Miliar
Adapun penyaluran akan difokuskan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dengan nilai penyaluran rata-rata Rp250 juta.
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menggandeng fintech peer-to-peer lending PT Modal Rakyat Indonesia untuk menyalurkan pembiayaan sebesar Rp30 miliar kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Melansir dari BRI Venture and Daily Social Report Study 2019, Modal Rakyat merupakan lima besar platform teknologi finansial P2P lending yang paling sering digunakan masyarakat.
Selain itu, perusahaan pinjaman online ini memiliki kesadaran pendana (lender awareness) terbaik yang masuk 10 besar di Indonesia.
“Kami berharap kerja sama ini bisa mengakselerasi inklusi keuangan. Terutama mendukung para pelaku UMKM dalam menghadapi situasi pandemi,” ujar Co-Founder Modal Rakyat, Stanislaus MC Tandelilin melalui pesan tertulis kepada TrenAsia.com, Selasa 13 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Modal Rakyat adalah perusahaan P2P lending yang terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Juni 2018 lalu. Perusahaan diketahui telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp550 miliar. Penyaluran diberikan kepada lebih dari 4.000 peminjam yang tersebar di 34 provinsi di Tanah Air.
Saat ini, jumlah total pendana yang terdaftar di Modal Rakyat sebanyak lebih dari 45.000 pendana. Menurut Stanis, kerja sama keduanya akan memperkuat pembiayaan UMKM yang mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. Adapun penyaluran akan difokuskan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dengan nilai penyaluran rata-rata Rp250 juta.
Ia berharap kolaborasi ini dapat menjadi salah satu bentuk gotong-royong untuk memajukan UMKM di Indonesia. Ke depan, Stanis bilang sinergi masih diperlukan dari berbagai pihak.
“Tidak hanya kolaborasi dan kerja sama antar industri, melainkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung perkembangan UMKM juga masih sangat diperlukan,” tutupnya. (SKO)