<p>Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. / Bri.co.id</p>
Industri

BRI Suntik Modal 4 Anak Usaha Rp1,5 Triliun

  • JAKARTA – Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berencana memberikan tambahan modal Rp1 triliun-Rp1,5 triliun kepada empat dari delapan anak usahanya. Namun, belum diketahui secara lebih rinci mengenai keempat nama perusahaan itu. Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, alokasi penambahan modal tersebut diambil dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) induk usaha. […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berencana memberikan tambahan modal Rp1 triliun-Rp1,5 triliun kepada empat dari delapan anak usahanya. Namun, belum diketahui secara lebih rinci mengenai keempat nama perusahaan itu.

Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, alokasi penambahan modal tersebut diambil dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) induk usaha. Pada tahun ini, ujarnya, capex hanya difokuskan pada penguatan modal anak usaha.

“Sementara ini, tidak ada kebutuhan untuk investasi baru, capex difokuskan pada penguatan modal anak usaha untuk tumbuh, terutama saat pemulihan kondisi nanti,” kata Haru di Jakarta, Senin, 22 Juni 2020.

Selain itu, tambahan modal tersebut juga dialokasikan untuk pengembangan bisnis informasi dan teknologi (IT) perusahaan. Menurut Haru, pengembangan digitalisasi sangat dibutuhkan untuk mendukung core business perusahaan.

Anak usaha emiten bersandi saham BBRI ini meliputi, PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO), PT BRI Multifinance Indonesia dan PT BRI Ventura Investama. Kemudian ada PT Danareksa Sekuritas, PT BRI Asuransi Indonesia, PT Asuransi BRI Life dan BRI Remittance Co. Limited.

Sebagai informasi, belum lama ini sebagian saham dari entitas anak BBRI, yakni PT Asuransi BRI Life, telah diakuisisi oleh grup keuangan FWD Financial Service Pte. Ltd.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, transaksi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih menarik bagi investor luar negeri. Saat ini, transaksi tersebut masih dalam proses persetujuan regulator dan pemangku kebijakan terkait lainnya.

“Setelah transaksi tuntas, BRI dan BRI Life akan membuat perjanjian kerja sama selama 15 tahun untuk mengembangkan bisnis asuransi jiwa,” kata Sunarso dalam keterangan resmi yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 22 Juni 2020.

Sunarso menuturkan, kerja sama ini akan berdampak positif bagi semua pihak, termasuk nasabah dan stakeholder lainnya. Kerja sama ini juga akan memperkuat value proposition atau nilai manfaat produk/layanan bagi para nasabah emiten bersandi saham BBRI itu.

Melalui kerja sama ini, lanjutnya, FWD berkesempatan untuk memperkuat kehadiran dan komitmennya terhadap pasar di Indonesia serta mempertegas eksistensinya sebagai perusahaan terdepan di industri bancassurance atau layanan asuransi perbankan.

Hingga kuartal I-2020, BRI mencatat penurunan laba bersih 0,3% dari Rp8,19 triliun menjadi Rp8,17 triliun pada kuartal I-2020. Naiknya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) jadi salah satu penyebabnya.

NPL bank BUMN secara konsolidasi naik menjadi 3%. Meski begitu, Sunarso menegaskan, NPL BRI masih jauh di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5%. “BRI mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman,” ungkap Sunarso.

Total kredit konsolidasian BRI Rp930,73 triliun atau tumbuh 10,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp845,72 triliun. Ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 7,95% di bulan Maret 2020.

Per akhir kuartal I-2020 dana pihak ketiga (DPK) BRI tercatat Rp1.029 triliun atau naik sebesar 9,93% year-on-year (yoy). Angka ini juga masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada Maret 2020 sebesar 9,54%. (SKO)