<p>Gedung BRI Syariah. / Dok. BRI Syariah</p>
Industri

BRI Syariah Atur Strategi Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

  • JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS) harus memutar strategi agar tak terpukul akibat pandemi COVID-19 yang menghantam nyaris seluruh sendi perekonomian. Direktur Bisnis Bank BRI Syariah Fidri Arnaldy mengungkapkan strategi perusahaan dalam bertahan menghadapi pandemi COVID-19. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI ini mengandalkan platform digital demi bertahan. […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS) harus memutar strategi agar tak terpukul akibat pandemi COVID-19 yang menghantam nyaris seluruh sendi perekonomian.

Direktur Bisnis Bank BRI Syariah Fidri Arnaldy mengungkapkan strategi perusahaan dalam bertahan menghadapi pandemi COVID-19. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI ini mengandalkan platform digital demi bertahan.

“Strategi adaptasi menjadi pedoman BRI Syariah. Untuk itu, kami telah menyiapkan langkah-langkah agar mampu bertahan dan memberikan manfaat untuk nasabah,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 15 Juni 2020.

Adapun strategi yang dimaksud meliputi, mengatur cashflow usaha, melakukan inovasi dan diferensiasi produk, menjalankan strategi marketing baru, menerapkan protokol kesehatan, dan memanfaatkan layanan perbankan digital.

Fidri menjelaskan, dalam memaksimalkan potensi layanan digital, pihaknya telah pelakukan penawaran produk perbankan secara daring, misalnya pada layanan pembayaran atau transfer melalui aplikasi mobile BRIS Online.

Diketahui, hingga akhir Mei 2020, aplikasi mobile BRIS Online telah mencatat 78,6% transaksi dari total transaksi keseluruhan. Selama masa pandemi tersebut, total frekuensi transaksi menembus 11,5 juta transaksi, meningkat 36% dibandingkan sebelum terjadinya pandemi.

Selain itu, pada kuartal I-2020, emiten bersandi saham BRIS ini juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp75,15 miliar dan aset sebesar Rp42,2 triliun, tumbuh 9,51% year-on-year (yoy).

Pertumbuhan pun juga terjadi pada pembiayaan dan dana murah (CASA) perseroan. Peningkatan yang signifikan mencapai 34,28% (yoy) pada pertumbuhan pembiayaan, yakni sebesar Rp30,45 triliun, sedangkan CASA perseroan mencapai 77,51% (yoy), yakni sebesar Rp16,86 triliun. (SKO)