BRI Terus Genjot Penyaluran Kredit, Ini Kuncinya
JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI Sunarso mengungkapkan tantangan yang dihadapi pada masa pandemi COVID-19 saat ini adalah dorongan permintaan kredit. “Tantangannya adalah bagaimana menumbuhkan permintaan kredit. BRI sendiri telah menargetkan untuk mendorong pertumbuhan kredit,” ujarnya dalam siaran resmi yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 2 September 2020. Hingga 26 Agustus […]
Industri
JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI Sunarso mengungkapkan tantangan yang dihadapi pada masa pandemi COVID-19 saat ini adalah dorongan permintaan kredit.
“Tantangannya adalah bagaimana menumbuhkan permintaan kredit. BRI sendiri telah menargetkan untuk mendorong pertumbuhan kredit,” ujarnya dalam siaran resmi yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 2 September 2020.
Hingga 26 Agustus 2020, terangnya, BRI telah menyalurkan kredit dari penempatan uang negara sebesar Rp39,9 triliun kepada 947.000 debitur. Dengan kata lain, penyaluran kredit BRI dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) rata – rata per hari sebesar Rp950 miliar hingga Rp970 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Kami optimistis bisa menyalurkan kredit. Kuncinya adalah data, sistem yang kredibel, dan komunikasi,” ungkap Sunarso.
Ia menegaskan, himpunan bank milik negara atau Himbara semakin terdorong untuk membangun sistem yang baik dan reliable. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lanjutnya, pihaknya berupaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Adapun dalam mengakselerasi permintaan kredit, katanya, BRI mengoptimalkan ekosistem digital, ekosistem pasar dan ekosistem bisnis yang dibangun perseroan. Sumber pertumbuhan kredit BRI, salah satunya yakni penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp120,2 triliun pada tahun ini.
“Kami optimistis bisa mencapai target. Apabila ditambah KUR Super Mikro, target BRI menjadi Rp140,2 trliun,” ujarnya.
Selain itu, terkait program hibah bantuan produktif usaha mikro (BPUM), pada tahap pertama BRI telah menyalurkan kepada 683.000 debitur senilai Rp1,64 triliun. Dalam mengakselerasi penyaluran BPUM, BRI mengoptimalkan reliabilitas data terkait rekening nasabah dengan kriteria saldo tabungan kurang dari Rp2 juta dan tidak sedang mendapat kredit.
Selanjutnya, data tersebut dikirimkan kepada Kementerian UMKM dan Koperasi (Kemenkop) untuk dilakukan validasi. Syarat utamanya adalah calon penerima bantuan menyatakan sanggup menggunakan dana bantuan Rp2,4 juta itu untuk usaha produktif.
“Dana langsung dikirim ke rekening penerima dan tidak boleh ada pungutan apa pun dengan alasan apapun,” tutur Sunarso.