BRI Yakin Sektor Usaha Mikro Paling Cepat Pulih
JAKARTA – Kendati menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19, pelaku usaha berskala mikro diyakini pula menjadi yang paling cepat pulih. Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Supari mengatakan, perseroan optimistis atas kinerja segmen mikro pada tahun ini dan sudah melakukan kalkulasi. Bila distribusi vaksin dan penyebaran virus berlangsung […]
Industri
JAKARTA – Kendati menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19, pelaku usaha berskala mikro diyakini pula menjadi yang paling cepat pulih.
Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Supari mengatakan, perseroan optimistis atas kinerja segmen mikro pada tahun ini dan sudah melakukan kalkulasi.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Bila distribusi vaksin dan penyebaran virus berlangsung moderat, maka kinerja segmen mikro diprediksi semakin cepat untuk bangkit.
“Jika kondisi tetap memburuk, segmen mikro akan tetap bisa bangkit karena sudah banyak pelaku usaha mikro yang mampu beradaptasi,” kata Supari dalam keterangan resmi, Rabu, 24 Maret 2021.
Contoh adaptasi UMKM adalah melakukan efisiensi bisnis seperti menurunkan jumlah dagangan dan hanya menjual barang yang dibutuhkan. Bahkan, margin yang selama ini 30% pun diperkecil.
Dengan kemampuan adaptasi tersebut, BRI mencatat penyaluran kredit segmen mikro yang masih baik pada awal 2021. Di mana permintaan kredit mikro dan kecil masih cukup kuat untuk kredit bersubsidi maupun nonsubsidi.
Kondisi positif ini melanjutkan tren baik BRI dalam penyaluran kredit mikro sepanjang 2020. Penyaluran kredit mikro sepanjang tahun lalu mencapai Rp351,3 triliun yang disalurkan kepada lebih dari 11 juta nasabah.
Angka tersebut mencapai 40% dari total pembiayaan BRI yakni Rp938,37 triliun. Pertumbuhan kredit mikro pada 2020 mencapai 14,2% secara year on year (yoy), jauh melampaui segmen lain dan angka industri yang kontraksi 2,41%.