<p>Tambang Emas Citra Palu Minerals milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dari Grup Bakrie / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

BRMS Siap Tumbuh Signifikan, Begini Prediksi Kinerja dan Keuangan 2024-2029

  • Emiten pertambangan milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bersiap mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun mendatang, baik dari sisi produksi emas maupun kinerja keuangan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

AKARTA – Emiten pertambangan milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bersiap mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun mendatang, baik dari sisi produksi emas maupun kinerja keuangan.

Analis KB Valbury Sekuritas, Laurencia Hiemas mengatakan produksi emas perusahaan diperkirakan akan melonjak tajam pada 2024, dengan kenaikan 131,5% year on year (yoy), didorong oleh beroperasinya pabrik pengolahan bijih emas carbon in leach (CIL) 2 di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. 

Laurencia bilang bahawa pabrik ini diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian pertumbuhan perusahaan. “Proyeksi pertumbuhan BRMS akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Pada 2025, produksi emas diperkirakan akan naik 51,5% yoy, didukung oleh pabrik heap leach yang mulai beroperasi di Poboya,” jelasnya dalam riset dikutip pada Senin, 16 Desember 2024.  

Sementara itu, pada 2026, produksi diprediksi meningkat 23,7% yoy seiring dengan operasional penuh pabrik heap leach dan kontribusi dari Gorontalo Minerals, anak perusahaan yang memiliki potensi besar memperkuat lini produksi emas BRMS.

Sebagai gambaran jangka panjang, katanya, BRMS diperkirakan akan mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 41,4% dalam produksi emas pada periode 2023-2029. 

Laurencia juga menambahkan bahwa pertumbuhan ini akan didorong oleh peningkatan kadar emas yang lebih tinggi (3,2 g/t) dari penambangan bawah tanah di Poboya. Dengan cadangan mineral yang kaya, BRMS diperkirakan akan memperoleh keuntungan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dari sisi keuangan, BRMS diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan. Pendapatan perusahaan pada 2025 diperkirakan mencapai US$216 juta, melonjak 67,1% yoy, didorong oleh peningkatan produksi emas dan harga emas yang lebih menguntungkan. Margin laba bersih (NPM) diperkirakan mencapai 18%, dengan pertumbuhan laba per saham (EPS) diprediksi tumbuh 59,5% yoy.

Pencapaian yang lebih luar biasa diperkirakan terjadi pada 2029, dengan pendapatan BRMS diproyeksikan mencapai US$557 juta, dengan CAGR 2023-2029 sebesar 51,2%. NPM pada tahun tersebut diperkirakan meningkat menjadi 26,1%, mencerminkan efisiensi yang semakin tinggi dalam operasional perusahaan. Selain itu, pertumbuhan EPS diperkirakan akan mencatatkan angka impresif sebesar 48,1% selama periode yang sama.

Melihat potensi pertumbuhan ini, KB Valbury Sekuritas kembali merekomendasikan saham BRMS dengan target harga Rp560, yang mencerminkan nilai perusahaan (EV) terhadap cadangan mineral sebesar US$21,8 per ton. Target harga tersebut memiliki potensi kenaikan sekitar 34,6% dari harga saat ini, menjadikan BRMS pilihan menarik bagi investor di sektor pertambangan emas.

Sementara itu, dari lantai bursa, pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Desember 2024, saham BRMS terpantau melemah 5,02% ke level Rp416 per saham. Kendati begitu, saham BRMS telah menanjak sekitar 130 persenan sepanjang tahun ini.  

Selain faktor di atas, BRMS juga memiliki peluang tambahan untuk mengoptimalkan pendapatan melalui komersialisasi sumber daya yang belum dimanfaatkan dan penjualan produk sampingan. 

Baru-baru ini juga, anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM), mengumumkan laporan cadangan mineral dari konsultan tambangnya, AMC Consultant, mengenai tambang River Reef dan Hill Reef di Poboya. Laporan ini semakin menambah optimisme terhadap prospek jangka panjang perusahaan.