Asap Mengepul Setelah Serangan Israel di Kota Gaza (Reuters/Saleh Salem)
Dunia

Brutal, Inilah Sederet Pembantaian Israel di Gaza

  • Hingga saat ini sekitar 40.000 warga Palestina meninggal akibat serangan Israel di wilayah Gaza.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Sejak melakukan serangan besar-besaran pada Oktober 2023, Israel terus menerus melakukann serangkaian insiden kekerasan yang menyebabkan banyak korban jiwa di pihak warga sipil Palestina. 

Menurut Kementerian Kesehatan Hamas, hingga saat ini sekitar 40.000 warga Palestina meninggal akibat serangan Israel di wilayah Gaza. Angka kematian yang terus meningkat mencerminkan intensitas kekerasan dan upaya genosida yang terjadi di kawasan tersebut. 

Jumlah korban yang begitu besar menunjukkan dahsyatnya dampak konflik ini terhadap warga sipil, yang menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan. Kekerasan yang terus berlanjut menambah panjang daftar penderitaan yang dialami oleh warga Palestina.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa insiden paling mematikan serangan Israel yang pernah terjadi beberapa bulan belakangan.

Pembantaian di Gaza Utara (29 Februari 2024)

Pada tanggal 29 Februari 2024, sebanyak 112 warga sipil Palestina dilaporkan tewas setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sedang berusaha mendapatkan bantuan di Gaza utara. 

Insiden ini terjadi ketika ribuan warga Palestina berkumpul di area terbuka di Kota Gaza untuk menerima makanan dan bantuan kemanusiaan. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza lebih dari 750 orang juga terluka dalam kejadian tersebut. Tentara Israel mengklaim tembakan dilakukan terhadap “mereka yang dianggap sebagai ancaman,”

Serangan di Kamp Pengungsi Al-Mawasi, Rafah (28 Mei 2024)

Pada tanggal 28 Mei 2024, Israel melancarkan serangan brutal terhadap kamp pengungsi Al-Mawasi di sebelah barat Rafah. Serangan ini mengakibatkan 21 warga Palestina tewas. 

Padahal daerah tersebut sebelumnya telah ditetapkan sebagai zona aman untuk evakuasi warga sipil. Serangan ini mendapatkan kritik luas karena dilakukan setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di kota Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

Serangan di Sekolah Pengungsian Gaza (10 Agustus 2024)

Pada tanggal 10 Agustus 2024 dini hari, lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah sekolah di Gaza.

Sekolah tersebut sedang digunakan sebagai tempat pengungsian oleh warga sipil yang melarikan diri dari kekerasan. Israel berdalih serangan tersebut menargetkan pusat komando Hamas yang diduga berada di dalam sekolah. 

Namun, serangan ini menuai kecaman keras, bahkan oleh negara-negara barat yang selama ini dikenal membela Israel, terutama karena terjadi saat para pengungsi sedang melaksanakan salat Subuh.

Serbuan ke Rumah Sakit Al-Shifa (15 November 2024)

Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, menjadi sasaran serbuan tentara Israel dalam sebuah operasi yang mereka klaim bertujuan mencari infrastruktur dan senjata Hamas. 

Ribuan orang yang berlindung di rumah sakit tersebut menjadi saksi kekerasan yang berlangsung saat tentara Israel memeriksa setiap ruangan dan menginterogasi pasien serta staf medis. Meskipun korban jiwa tidak dilaporkan secara spesifik, insiden ini memperparah krisis kemanusiaan di Gaza.

Serangan di Masjid Darurat, Kamp Pengungsi Al-Shati (14 Juli 2024)

Pada tanggal 14 Juli 2024, serangan udara Israel menargetkan sebuah masjid darurat di kamp pengungsian Al-Shati di Gaza utara, menewaskan 20 warga Palestina. 

Serangan di Kompleks Apartemen Kamp Pengungsi Jabalia (31 Oktober 2023)

Israel menjatuhkan 6 ton bahan peledak di kompleks apartemen kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza, pada tanggal 31 Oktober 2023. Serangan ini menewaskan lebih dari 100 warga Palestina dan melukai 150 lainnya. 

Serangan di Kamp Pengungsi Jenin, Tepi Barat (3 Juli 2023)

Di tanggal 3 Juli 2023, Israel melakukan serangan besar-besaran di kamp pengungsi Jenin wilayah Tepi Barat, serangan ini mengakibatkan sedikitnya 8 warga Palestina tewas. 

Konvoi puluhan kendaraan lapis baja Israel mengepung kamp pengungsi, menyebabkan kerusakan parah pada rumah dan infrastruktur. Militer Israel menyatakan serangan ini menargetkan pusat komando Brigade Jenin, yang merupakan unit dari berbagai kelompok bersenjata Palestina.

Serangkaian insiden ini mencerminkan eskalasi konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Palestina, dengan dampak yang sangat merugikan bagi warga sipil Palestina. 

Masyarakat internasional terus menyerukan upaya untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan di wilayah tersebut.