Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BRIS) Jakarta Hasanudin, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

BSI dan Peruri Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah

  • PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI menggandeng Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dalam mendorong peningkatan layanan jasa keuangan syariah.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menggandeng Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dalam mendorong peningkatan layanan jasa keuangan syariah.

Kedua perusahaan pelat merah itu berkolaborasi untuk menggenjot pertumbuhan industri keuangan yang tengah tumbuh pesat di Indonesia. BSI akan menjadi mitra strategis Peruri dalam hal literasi, pendanaan dan pembiayaan syariah, serta fasilitas produk digital BSI.

Direktur Utama (Dirut) BSI Hery Gunardi dan Direktur Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama tersebut pada Jumat, 18 Juni 2021.

“Bentuk kerja sama pemanfaatan produk jasa tersebut diharapkan mampu memberikan akses pertumbuhan ekonomi syariah di berbagai lini usaha, seperti dalam pembiayaan, layanan digital syariah, edukasi keuangan syariah, pelayanan prima, serta kerja sama lainnya yang mendorong potensi ekonomi syariah dan industri halal yang lebih berkembang sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Hery dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 19 Juni 2021.

Fokus Wapres Mapres

Keuangan syariah memang jadi sektor yang menjadi prioritas Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. Sebagai negara dengan populasi terbesar, Ma’ruf ingin Indonesia jadi kiblat industri keuangan syariah global.

Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Deden Firman Hendarsyah mengungkapkan aset keuangan syariah mampu terus tumbuh pesat hingga double digit.

Aset keuangan syariah melesat 14,15% year on year (yoy) sepanjang 2018. Realisasi tersebut kemudian turun tipis menjadi 13,84% pada 2019 dan kembali melesat 22,79% pada 2020. Data terakhir menunjukan aset keuangan syariah tumbuh 24,54% yoy pada Januari 2021.

Aset keuangan dalam hal ini tidak termasuk saham syariah. Nilai aset keuangan syariah tersebut mencapai Rp1.823,13 triliun.

Maka, market share dari keuangan syariah di Indonesia sudah mencapai 10% pada awal 2021 ini. Menurut Deden, capaian pertumbuhan tersebut tergolong pesat di tengah adanya dinamika perekonomian akibat pandemi COVID-19.

“Pertumbuhan aset keuangan syariah kita tergolong sangat cepat dan masif,” kata Deden dalam webinar belum lama ini

Deden juga merinci aset pasar modal syariah yang mampu tumbuh beriringan dengan aset keuangan syariah.

Menurut data OJK, aset pasar modal syariah sudah menembus Rp1.106,31 triliun. Nilai aset tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan aset perbankan syariah di Indonesia yang sebesar Rp600,99 triliun.

Aset senilai Rp600,99 triliun dihimpun dari 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Total pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut pada Januari 2021 menyentuh angka 13,51% yoy. (SKO)