Aktifitas pelayanan perbankan di salah satu cabang BSI kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

BSI Terobos 10 Bank Syariah dengan Market Cap Terbesar di Dunia

  • Dengan lonjakan harga saham BRIS yang signifikan, BSI berhasil menembus market cap sebesar Rp131,47 triliun, mencapai target lebih cepat dari yang ditetapkan pada tahun 2025.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) masuk ke dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar.

Dengan lonjakan harga saham BRIS yang signifikan, BSI berhasil menembus market cap sebesar Rp131,47 triliun, mencapai target lebih cepat dari yang ditetapkan pada tahun 2025.

Kapitalisasi pasar BRIS, yang mencapai Rp131,47 triliun, setara dengan US$8,44 miliar, menempatkannya pada peringkat 10 dalam daftar bank syariah terbesar di dunia. 

Pencapaian ini menjadikan BSI berada di belakang Emirates Islamic Bank dengan market cap US$10,38 miliar (peringkat 9) dan Abu Dhabi Islamic Bank dengan market cap US$10,94 miliar (peringkat 8).

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengomentari peningkatan harga saham BRIS yang sejalan dengan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mengalami kenaikan signifikan. 

Dikatakan oleh Hery, BRIS menjadi salah satu faktor utama yang turut mendorong kinerja IHSG menuju zona positif k di rentang 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81.

Di samping itu, sektor perbankan, terutama empat bank besar di Indonesia, tetap menjadi pilihan utama bagi investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia (BEI).  Terlebih lagi, tiga dari empat bank besar tersebut merupakan induk dari BSI, yaitu BMRI, BBRI, dan BBNI.

“Pun kemudian ketika BRIS ternyata memiliki fundamental performance sangat baik, maka BRIS pun menjadi saham yang banyak dikoleksi investor,” ujar Hery melalui keterangan resmi, Kamis, 14 Maret 2024. 

Menyikapi pertumbuhan saham BRIS, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa investor asing semakin percaya terhadap kinerja fundamental BSI dan kinerja sahamnya di BEI. 

“Apresiasi investor asing yang merupakan institusi terpercaya di bidang investasi ini adalah sebuahkepercayaan luar biasa bagi BSI. Ini menjadi bukti bahwa kinerja kami yang tumbuh berkelanjutan memiliki nilai ekonomi yang potensial di masa depan,” kata Erick.

Erick menegaskan bahwa pencapaian BSI yang melebihi target yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2025 membuktikan resiliensi perusahaan ini dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Pencapaian gemilang BSI juga dikatakan Erick sebagai bukti bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim = memiliki bank syariah terbesar dengan fundamental kinerja yang tangguh. 

Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian ekonomi global, BSI berhasil menjaga kinerja keuangannya tetap tumbuh secara positif. Laba perseroan tumbuh sebesar 33,88% (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,70 triliun hingga kuartal IV/2023.

Beberapa faktor utama yang mendukung kinerja positif BSI antara lain adalah pertumbuhan pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta dana murah yang tumbuh dua digit.